Suara.com - Buruknya kualitas udara di Jakarta yang berpolusi belakangan menjadi sorotan publik. Bahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menerapkan aturan bekerja dari rumah alias Work From Home (WFH) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) alias sekolah online untuk siswa sekolah.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar menyebut perekonomian Jakarta tak akan terganggu karena polusi udara. Sebab, saat ini sudah lahir ekonomi baru yang serba digital di tengah masyarakat.
"E-commerce mulai tumbuh ketika pandemi. Sistem pembayaran digital. Mulai tumbuh secara signifikan. Digital banking juga," ujar Arlyana kepada wartawan, Rabu (16/8/2023).
Kondisi ini disebutnya berbeda dengan saat masa awal pandemi Covid-19 2020 sampai 2021 lalu. Saat itu, diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat termasuk kewajiban WFH bagi pekerja di Jakarta.
Baca Juga: Desak DPRD Tegur Heru Budi usai Kelakar Tiup Polusi Jakarta, Koalisi Ibu Kota: Dia bukan Avatar!
Namun, pada masa itu masyarakat belum sepenuhnya terbiasa dengan ekonomi digital. Karena itu, dampaknya jauh lebih terasa ketika pandemi Covid-19.
"Sekarang apakah pengurangan WFO apakah akan berdampak pada perekonomian? Kalau kita lihat dampaknya tidak akan seperti pandemi Covid lalu," jelasnya.
Selain itu, dengan penerepan WFH, maka bisa lebih mengefisiensi operasional perkantoran di Jakarta. Sumber daya yang sebelumnya dipakai untuk bekerja di kantor bisa dialihkan ke hal lain.
"Karena namanya sekarang modern office itu tidak perlu ruangan sampai berlantai lantai. Itu sebenarnya bisa lebih efisien. Lebih efektif. Lalu penggunaan ruang, listrik, AC yang lain bisa digunakan untuk resources yang lain," ucapnya.
Lebih lanjut, Arlyana juga memaparkan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II 2023 juga tumbuh lebih tinggi menjadi 5,13 persen year on year (yoy) dari triwulan sebelumnya 4,95 persen (yoy).
Baca Juga: Jakarta Darurat Polusi Udara, Massa Koalisi Ibu Kota Geruduk Balai Kota DKI, Ini Tuntutan Mereka!
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II 2023 terutama didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat pada HBKN Idulfitri dan Iduladha serta penyelenggaraan berbagai event, baik skala nasional maupun internasional.
Pada Juli 2023, inflasi Jakarta menurun dari 3,20 persen (yoy) pada bulan Juni 2023 menjadi 2,81 persen (yoy). Sumber tekanan inflasi Jakarta terutama berasal dari kelompok transportasi (bensin), perumahan (kontrak rumah) serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau (beras, daging ayam ras, rokok kretek filter).
"Berdasarkan perkembangan tersebut, prospek perekonomian DKI Jakarta pada 2023 diprakirakan tetap tumbuh tinggi pada kisaran 4,80 persen-5,60 persen dengan tekanan inflasi yang terkendali dalam sasaran 3,1 persen," pungkasnya.