Jejak Panjang Karyawan KAI Gabung Teroris: dari Tahun 2010 Lalu Gabung ISIS

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 16 Agustus 2023 | 13:16 WIB
Jejak Panjang Karyawan KAI Gabung Teroris: dari Tahun 2010 Lalu Gabung ISIS
Breaking News! Dananjaya Tersangka Teroris di Bekasi Tunjukkan Tempat Penyimpanan Senjata via Video Call (Suara.com/Mae Harsa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rekam jejak karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) inisial DE yang jadi tersangka teroris di Bekasi Jawa Barat diungkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Diketahui DE ditangkap Tim Densus 88 Polri di wilayah Bekasi pada Senin (14/8/2023) kemarin.

Sebelum terciduk, dia sudah punya rencana melakukan penyerangan di Mako Brimob dan markas TNI. Simak jejak panjang karyawan KAI gabung teroris berikut ini.

Gabung MIB

Jejak awal DE gabung teroris bermula ketika dia bergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Barat (MIB) pada tahun 2010 silam. Setelah MIB bubar, DE berbaiat ke kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada tahun 2014.

Baca Juga: Apa Itu Juru Langsir Stasiun? Jabatan Terduga Teroris Pegawai PT KAI

"Pertama dia (DE) bergabung MIB di Bandung jadi jamaah WM yang sudah ditangkap. Kemudian tahun 2014 dia baiat tunduk pada amir ISIS. Tahun 2016 baru dia terdaftar sebagai karyawan PT KAI," ungkap Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta pada Selasa (15/8/2023).

Masuk ISIS

Selama bergabung dengan ISIS, DE aktif melakukan propaganda-propaganda di media sosial. Akun media sosial DE pernah diblokir, namun dia membuat akun baru untuk menyebarkan paham terorisme.

"Yang bersangkutan (DE) aktif di sosial media sampai beberapa akun di-report dan ditutup oleh Facebook maupun YouTube karena diduga propaganda aksi terorisme. Tapi dia berganti akun lagi dan memposting lagi dan lebih privat," ucap Aswin.

Modus DE Hilangkan Jejak

Baca Juga: Erick Thohir Buka Suara Soal Pegawai KAI jadi Teroris ISIS

DE menyebarkan seruan untuk melakukan aksi terorisme secara privat dengan menggunakan fitur message timer. Kekinian Densus 88 Antiteror mendalami siapa saja penerima pesan tersebut.

Agar tak mencolok, DE menggunakan marketplace untuk menutupi kegiatan pengumpulan senjata. Dalam akun marketplace, DE berkamuflase menjual diecast atau mainan militer. Adapun mainan militer yang DE jual antara lain perlengkapan dan senjata-senjata mainan.

Pakai Akun Telegram

Aswin juga menjelaskan bahwa DE diduga terlibat penggalangan dana terorisme. DE disebut menggalang dana via aplikasi pesan Telegram.

Namun pihak Densus 88 belum dapat merinci terkait besaran dana serta aliran hasil penggalangan dana yang dilakukan DE. Hal itu karena penyidik masih mendalami penggalangan dana yang dilakukan DE tersebut.

"Besarannya berapa dan ke mana masih didalami penyidik, nanti kita perjelas lagi dengan penyidik," ungkap Aswin.

Rencana Penyerangan

Aswin menjelaskan bahwa DE memiliki semangat untuk melakukan tindak pidana terorisme setelah tahanan teroris menyerang petugas di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pada Mei 2018. Namun penyidik masih mendalami hal itu lebih lanjut.

"Dalam pemeriksaan, (DE) punya ghiroh (hasrat) setelah melihat video pemberontakan pelaku teroris di Mako Brimob. Ini masih kita dalami," tutur Aswin.

DE  juga telah melakukan latihan-latihan untuk melancarkan aksi terorismenya. Selain menyerang polisi, DE juga hendak menyerang markas TNI. Dalam pengakuannya, DE berencana melakukan amaliyah dengan menyerang Mako Brimob Kelapa Dua untuk membebaskan para narapidana terorisme (napiter) yang disebut terinspirasi dari film terkait aksi terorisme.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI