Mengerikan, Ini Rencana Teror Karyawan KAI Jika Tidak Ditangkap Densus 88

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 16 Agustus 2023 | 12:33 WIB
Mengerikan, Ini Rencana Teror Karyawan KAI Jika Tidak Ditangkap Densus 88
Breaking News! Dananjaya Tersangka Teroris di Bekasi Tunjukkan Tempat Penyimpanan Senjata via Video Call (Suara.com/Mae Harsa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) inisial DE ditetapkan sebagai tersangka terorisme oleh Densus 88 Antiteror Polri. DE  ditangkap Tim Densus 88 Polri di wilayah Bekasi pada Senin (14/8/2023) kemarin.

Disebutkan bahwa DE sudah terafiliasi dengan kelompok teroris selama 13 tahun. Selain itu DE juga disebut merencanakan melakukan serangan di beberapa tempat. Simak rencana teror yang akan dilakukan DE jika tak terciduk polisi berikut ini.

Rencana serang Mako Brimob dan Markas TNI

Sebelum ditangkap, DE sudah mempunyai sejumlah rencana penyerangan. Hal ini terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang dilakukan penyidik terhadap DE.

Baca Juga: 4 Fakta Jaringan Teroris Mujahidin Indonesia Barat: DE Pernah Gabung Sebelum Baiat ke ISIS

Juru Bicara Densus 88 Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan bahwa DE memiliki rencana melakukan aksi teror ke Mako Brimob di Kelapa Dua dan Mako Brimob di Jawa Barat.

"Juga DE (rencana menyerang) beberapa markas tentara (TNI) yang sudah dikenali atau ditandai di-profiling oleh yang bersangkutan," kata Aswin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta pada Selasa (15/8/2023).

DE juga sudah melakukan berkali-kali latihan untuk aksi penyerangan itu. 

Terinspirasi tayangan pemberontakan di Mako Brimob

Niatan penyerangan itu muncul dalam benak DE usai dia melihat tayangan aksi pemberontakan para narapidana yang pernah terjadi di Mako Brimob. Namun tak dijelaskan tayangan mana yang dimaksud tersebut.

Baca Juga: PPATK Bekukan Rekening Terduga Teroris DE, Ada Transaksi dengan ISIS?

"Dalam pemeriksaan yang bersangkutan (DE) menjelaskan memang terinsipirasi karena memiliki giroh (hasrat) setelah melihat aksi pemberontakan atau perlawanan teroris di Mako Brimob," jelas Aswin.

Modifikasi airgun jadi senpi mematikan

Sementara itu DE disebut memiliki akun marketplace atau akun belanja online untuk melakukan jual-beli senjata api (senpi). Akun marketplace itu digunakan DE untuk kamuflase.

DE menjual mainan militer berupa perlengkapan serta senjata mainan di marketplace itu. Tim Densus 88 akan melakukan penelusuran terkait aliran dana DE serta penjualan marketplace tersebut.

"Yang berkaitan dengan perlengkapan ada gear, baju, perlengkapan taktikal, termasuk senjata. Karena dia (DE) juga jual beli di situ, kemudian keuntungan dari penjualan itu dia pakai untuk meng-upgrade," ungkap Aswin.

"Mulai dari biaya untuk meng-upgrade misalnya dari airgun jadi senjata api itu biayanya berapa karena dia memerlukan alat-alat atau komponen lain," sambung Aswin.

Selain itu DE dipastikan sudah berbaiat kepada ke kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sejak tahun 2014 sebelum bekerja di PT KAI. DE kemudian bergabung sebagai karyawan PT KAI pada tahun 2016.

Bakal tumpangi gerbong koalisi untuk matikan demokrasi?

DE diketahui berencana menyerang Markas Brimob untuk membebaskan napi terorisme dan merebut senjata saat Pemilu 2024 digelar. Dari situ perlu diwaspadai karena kelompok teroris akan menumpang gerbong koalisi parpol untuk mematikan demokrasi di Indonesia.

Hal itu diungkap Denny Siregar, pegiat media sosial yang juga pendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo dalam cuitan di akun Twitter (kini X) @Dennysiregar7 pada Selasa (15/8/2023).

"Tahun 2024 itu tahun genting. Tertangkapnya teroris yang sudah persiapkan diri utk menyerang saat Pemilu perlu diwaspadai," katanya.

Menurut Denny Siregar, ada gerakan teroris yang lebih halus lagi selain penyerangan fisik. Selain itu dia juga menyematkan tangkapan layar berita media online berjudul 'Waspada Peringatan 1 Abad Kebangkitan Kelompok Khilafah di 2024'.

"Ada lagi gerakan yang lebih smooth, yang dikenal dgn sebutan 'from bullet to ballot' dari peluru ke kotak suara. Mereka akan tumpangi demokrasi untuk matikan demokrasi. Dan mereka perlu inang untuk ditumpangi, yaitu gerbong koalisi yang mereka sukai. Hati-hati," sambung dia.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI