4 Fakta Jaringan Teroris Mujahidin Indonesia Barat: DE Pernah Gabung Sebelum Baiat ke ISIS

Rabu, 16 Agustus 2023 | 10:31 WIB
4 Fakta Jaringan Teroris Mujahidin Indonesia Barat: DE Pernah Gabung Sebelum Baiat ke ISIS
Sebelum Ditangkap, Tersangka Teroris di Bekasi Tunjukkan Gelagat Ini ke Tetangga (Suara.com/Mae Harsa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap karyawan PT KAI Dananjaya Erbening alias DE (28) atas keterlibatannya dalam jaringan terorisme. Keterlibatan DE dalam jaringan terorisme telah dimulai sejak 2010 atau enam tahun sebelum bekerja di PT KAI.

Sebelumnya, DE bergabung dengan Mujahidin Indonesia Barat (MIB) di Bandung. Pada 2014, DE berbaiat kepada ISIS lalu dua tahun kemudian, DE bekerja di PT KAI.

"Pertama dia bergabung dengan MIB (Mujahidin Indonesia Barat) di Bandung menjadi jamaah di WM yang sudah ditangkap itu," kata Aswin dalam konferensi pers, Selasa (15/8/2023).

Berkaitan dengan kasus tersebut, berikut ini fakta-fakta jaringan teroris Mujahidin Indonesia Barat selengkapnya.

Baca Juga: Fakta-fakta Jejak Tersangka Teroris Bekasi, Berbaiat Ke ISIS Sebelum Jadi Karyawan KAI

1. Berdiri Pada 2012

Mujahidin Indonesia Barat atau Mujahideen of Western Indonesia merupakan kelompok militan Islam yang sempat beroperasi di Indonesia. Kelompok tersebut dipimpin oleh Abu Roban dan berdiri pada 2012.

Ideologi MIB adalah mempersatukan kelompok jihad di Indonesia untuk menegakkan syariat Islam dan membuat Indonesia menjadi negara Islam. MIB berkaitan erat dengan Mujahidin Indonesia Timur.

Anggota Densus pernah menyebutkan bahwa Abu Roban memiliki keinginan kuat untuk mempersatukan kelompok Mujahidin di seluruh Indonesia dalam perjuangan menegakkan daulat islamiyah di Indonesia. Atas cita-cita itu, Abu Roban membentuk MIB.

2. Beroperasi di Bawah Tanah

Baca Juga: Erick Thohir Diyakini Mampu Perangi Radikalisme

Kelompok Abu Roban meciptakan organisasi yang tertutup, sehingga antar anggota pun tidak saling mengenal. Abu Roban ingin menyatkukan saudara bekasa anggota JAT dan kelompok mujahidin lain yang memiliki pemahaman sama terkait jihad.

3. Lakukan Perampokan

Kelompok Abu Roban adalah teroris pencari dana. Pihaknya diketahui telah melakukan perampokan terhadap bank dan kantor pos serta counter handphone serta toko bangunan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan terdapat 10 tempat kejadian perkara. Kesepuluh lokasi itu diantaranya Bank BRI Grobogan yang berhasil digasak hingga Rp500 juta, Bank BRI Batang Rp500 juta, Bank BRI Lampung Rp450 juta.

Tak hanya itu, pihaknya merampok toko emas di Srengseng, Jakarta Barat. Kelompok itu berhasil menggasak 4 Kg emas.

Selain itu, toko besi dan baja di Bintaro hingga Rp30 juta, BPR Batujajar, Bandung Rp40 Juta, Kantor Pos dan Giro Cibaduyut Bandung Rp80 juta, toko bangunan di Cipulir Tangerang Rp30 juta serta 3 BPKB. 

4. Pemimpin Tewas Ditembak Densus 88

Abu Roban tewas ditembak Densus 88 Antiteror di Kampung Limbung, Batang, Kendal. Abu Roban sudah menjadi target operasi sejak 2012.

Kemudian pada 8 Mei 2013, Densus 88 menangkap Puryanto dan Iwan. Penyergapan dilakukan di Desa Babadan, Kecamatan Limpung.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI