Fakta-fakta Jejak Tersangka Teroris Bekasi, Berbaiat Ke ISIS Sebelum Jadi Karyawan KAI

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 16 Agustus 2023 | 08:53 WIB
Fakta-fakta Jejak Tersangka Teroris Bekasi, Berbaiat Ke ISIS Sebelum Jadi Karyawan KAI
Sebelum Ditangkap, Tersangka Teroris di Bekasi Tunjukkan Gelagat Ini ke Tetangga (Suara.com/Mae Harsa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pria berinisial DE, salah satu karyawan BUMN di PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi jadi tersangka terorisme. Ia ditangkap Densus 88 Antiteror di Bekasi, dari kediamannya juga didapati belasan senjata api berikut amunisinya serta bendera ISIS.

Tak main-main, DE yang seorang karyawan perushaan milik Negara, ternyata sudah sekitar 9 tahun berbaiat kepada kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS.

Kabag Ops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar dalam konferensi pers di Mabes Polri, Selasa (15/8/2023) kemarin mengungkap, DE sudah berbaiat kepada ISIS sejak 2014 silam.

Sejak saat itu, lelaki yang baru berumur 28 tahun itu makin serius mendalami 'jihad'. Ia bahkan melatih diri serta mengumpulkan berbagai keperluan rencana jihadnya.

Baca Juga: Bukan Pertama Kali, Ini Deretan Kasus Pegawai BUMN Terseret Terorisme

"Dari situ, mulai dia melakukan aktivitas-aktivitas persiapan. Yang bersangkutan melakukan latihan, pengumpulan peralatan yang dibutuhkan," kata Aswin.

Gabung Kelompok MIB

Jauh sebelum berbaiat kepada ISIS, jejak DE terendus sekitar 13 tahun lalu. Di mana pada 2010 ia disebut pernah bergabung dengan jaringan Mujahidin Indonesia Barat (MIB) pimpinan WM yang sudah ditangkap polisi.

Nah, setelah MIB bubar, DE beralih masuk ke kelompok ISIS. Hal itu dilakukan DE sebelum menjadi karyawan PT KAI pada 2016.

"Status karyawannya itu bergabung pada 2016 sebagai karyawan PT KAI," ungkap Aswin.

Baca Juga: Sebelum Ditangkap Densus 88, Tersangka Teroris di Bekasi Tunjukkan Gelagat Ini ke Tetangga

Sebar Propaganda Terorisme

Kombes Aswin juga mengungkapkan fakta lain terkait rekam jejak DE. Ia aktif melakukan propaganda-propaganda di media sosial.

Bahkan, akun media sosialnya pernah diblokir, namun ia tak kapok dan membuat akun baru untuk menyebarkan paham terorisme.

"Yang bersangkutan aktif di sosial media sampai beberapa akun sebelumnya telah di-report, dan ditutup oleh Facebook maupun YouTube karena diduga mempropaganda aksi terorisme," katanya.

"Tapi yang bersangkutan berganti akun lagi dan mem-posting lagi, dan lebih privat belakangan ini," sambung Aswin.

Modus Seruan Jihad

Aswin memaparkan, DE menyebarkan seruan untuk jihad secara privat dengan menggunakan fitur message timer. Di mana, saat ini, Densus 88 Antiteror tengah mendalami siapa saja yang menerima pesan privat tersebut.

"Tiga minggu ke belakang puncaknya yang bersangkutan terlihat ghirohnya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliyah atau aksi terorisme, sehingga pesan-pesan itu disebarkan secara privat menggunakan timer," terang Aswin.

"Sehingga ketika sampai di penerima itu dibuka, diterima dan langsung hilang dari jaringan," lanjut Aswin.

Cerita Warga Bantu Istri Terduga Teroris Dananjaya di Bekasi yang Sedang Hamil 8 Bulan (Suara.com/Mae Harsa)
Cerita Warga Bantu Istri Terduga Teroris Dananjaya di Bekasi yang Sedang Hamil 8 Bulan (Suara.com/Mae Harsa)

Agar tak mencolok, DE juga berkamuflase di marketplace untuk menutupi kegiatan pengumpulan senjata. Dalam akun marketplace-nya, DE berkamuflase menjual diecast atau mainan militer.

"Kita amankan yang bersangkutan setelah mem-profiling. Yang bersangkutan memiliki juga akun marketplace di salah satu akun penjualan online yang dikamuflasekan yang bersangkutan untuk berjualan diecast mainan militer," bebernya.

Miliki Belasan Pucuk Senjata

Dari hasil penggerebekan kediaman DE di Bekasi Utara, polisi menemukan 16 pucuk senjata. Senjata-senjata itu disebut merupakan senjata jenis pabrikan dan rakitan.

Tak hanya itu, polisi juga menemukan sejumlah magasin berikut amunisinya.

Galang Dana Pakai Akun Telegram

DE diduga kuat melakukan penggalangan dana untuk kegiatan terorisme. Ia disebut mengumpulkan dana dengan menggunakan aplikasi Telegram.

Densus 88 mendapati satu akun yang diduga kuat dipakai oleh DE untuk menggalang dana terorisme.

"Yang bersangkutan memiliki satu akun di Telegram, untuk menggalang dana," ucap Aswin.

Hanya saja, Aswin tidak merinci berapa aliran dana dari hasil penggalangan dana oleh DE tersebut. Terkait ini, penyidik masih melakukan pendalaman.

Rencanakan Serangan Ke Anggota Polri Dan TNI

Fakta lain yang diungkap Aswin adalah, DE berencana melakukan penyerangan. Di mana DE memiliki semangat untuk melakukan tindak pidana terorisme setelah tahanan teroris menyerang petugas di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pada Mei 2018.

"Dalam pemeriksaan, punya ghiroh setelah melihat video pemberontakan pelaku teroris di Mako Brimob, ini masih kita dalami," ujar Aswin.

Setelah itu, DE melakukan latihan-latihan untuk bisa melancarkan aksi terorisme. Selain menyerang polisi, DE juga disebut hendak menyerang markas TNI.

DE juga berencana melakukan amaliyah dengan menyerang Mako Brimob Kelapa Dua untuk membebaskan para narapidana terorisme (napiter). Pemikiran DE juga terpengaruh film terkait aksi terorisme.

"Pengakuan yang bersangkutan, Mako Brimob Kelapa Dua menjadi opsi utama karena terinspirasi kerusuhan Mako Brimob 2018 dan film pertempuran ghuwairan (pembebasan napiter di Syam)," imbuh Aswin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI