Suara.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak gentar menghadapi formasi gemuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) seiring bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke koalisi milik Partai Gerindra dan PKB tersebut.
PKS yang kini berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat mengaku tidak khawatir. Terpenting bagi PKS, koalisi yang ada dapat mencapai ambang batas pencalonan presiden sebagai syarat mutlak menghadirkan pasangan capres dan cawapres.
"Nggak ya kami tidak khawatir dengan koalisi gemuk atau kurus, yang terpenting adalah memenuhi syarat minimal dan yang terpenting adalah betul-betul bisa memenuhi harapan dari para masyarakat dan apalagi kami menginginkan adanya perubahan," kata Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (15/8/2023).
Berkaca pada pengalaman Pemilu 2004, PKS yang kala itu mendukung pencapresan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sukses membawa SBY menjadi Presiden ke-6 RI. Menurut HNW, pada masa itu koalisi SBY bukan terdiri dari partai-partai besar, tetapi justru mengejutkan karena bisa ke luar menjadi pemenang.
Baca Juga: Wanti-wanti Soal Pilih Capres, Adian PDIP: Kita Tak Mau Lagi Orang Diculik dan Hilang
"Jadi ini fakta yang juga menjadi pengalaman empirik. Ini memang bukan sekadar banyaknya partai pendukung tapi solidnya partai pendukung dan bagaimana rakyat daripada atau anggota dari pada partai itu betul-betul satu sikap dengan pimpinan partai," kata HNW.
HMW menegaskan PKS tidak khawatir sama sekali dengan koalisi pendukung Prabowo Subianto. Menurutnya pertambangan anggota di KKIR justru menandakan nantinya Pilpres 2024 memungkinkan untuk menghadirkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Dengan demikian maka sangat baik jika kemudian kontestasi ini betul-betul dimulai dengan kontestasi gagasan, kinerja, track record sehingga Pemilu akan menghadirkan sesuatu yang tidak pilu," kata HNW.