Siapa Keluarga Muller dan PT Dago Inti Graha di Kasus Dego Elos?

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 15 Agustus 2023 | 18:53 WIB
Siapa Keluarga Muller dan PT Dago Inti Graha di Kasus Dego Elos?
Breaking News! Pecah Rusuh di Dago Elos Bandung, Jalanan bak Medan Perang: Berawal dari Surat Era Hindia Belanda (Twitter @BandungBergerakID)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kemudian, ketiga bersaudara tersebut menganggap bahwa nenek mereka yang bernama Roesmah meninggal di tahun 1966, padahal dalam berita duku di Limburg Dagblad edisi 7 Desember 1989, Roesmah diketahui meninggal di tahun 1989. Hal tersebut menandakan, dokumen pernyataan mereka tidak valid, nenek mereka masih hidup sampai tenggat waktu konversi Eigendom Verponding berakhir.

Sengketa tanah yang terjadi di antara keluarga Muller dan warga Dago memicu kerusuhan pada Senin malam, 14 Agustus 2023, Warga Dago memblokir jalan dengan membakar ban bekas sebagai wujud atas kekecewaan tanggapan pihak kepolisian saat mereka melaporkan dugaan penipuan yang dilakukan oleh keluarga Muller.

Sampai saat ini, warga Dago Elos masih melakukan perlawanan atas tanah yang mereka tempati selama puluhan tahun dan mereka berharap hukum bisa berpihak kepada mereka.

Lantas, siapakah keluarga Muller dan PT Dago Inti Graha dalam kasus Dago Elos tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Heri Hermawan Muller, Dodi Restendi Muller, dan Pipin Sandepi Muller merupakan keturunan kelima dari keluarga Muller yang tinggal di Indonesia. Keluarga Muller pertama kalinya menjejakkan kaki di Indonesia yaitu Georgius Hendrikus Muller yang lahir pada 1805 di Rotterdam, Belanda.

Ia merupakan tenaga kesehatan tepatnya yaitu juru bedah yang berpangkat sebagai serdadu ke Hindia Belanda (Indonesia) di tanggal 21 November 1822, ia sampai di Batavia pada 11 Mei 1823.

Sebagai seorang prajurit, ia sempat ditugaskan di sejumlah daerah di Tanah Air. Lalu Georgius Hendrikus Muller pensiun dari militer dengan pangkat kapten, ia menerima uang pensiun sebesar 1200 gulden per tahunnya.

Semenjak pensiun, ia memutuskan untuk membuka praktik swasta, menetap dan meninggal dunia di Pekalongan pada tahun 1882.

Georgius Hendrikus Muller menikah dengan seorang wanita yaitu Virginia Elisabeth Montignij pada tahun 1835 di Salatiga. Mereka pun dikaruniai belasan anak, salah satunya yaitu Georgius Hendricus Wilhelmus Muller.

Baca Juga: Profil George Hendrik Muller Prajurit Belanda yang Diklaim Pemilik Lahan 6,3 Hektare di Dago Elos

Ia lahir pada 1843 di Salatiga, semasa hidupnya ia dikenal sebagai Tuan Kebun yang sukses dengan perkebunan teh, kina, dan juga kopi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI