Suara.com - Karyawan PT KAI berinisial DE ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri karena menjadi terduga teroris. Dari hasil penggeledahan rumahnya di Bekasi Utara, Jawa Barat, polisi menemukan sejumlah barang bukti mulai dari senjata hingga bendera kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Penggeledahan dilakukan pada Senin (15/8/2023). "Kalau saya lihat ada bendera ISIS, untuk pengembangan mungkin Detasemen Khusus (Densus) 88 yang mengetahui lebih detail untuk menjelaskan kepada masyarakat melalui Mabes Polri, " kata Karyoto di Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Sementara itu, anggota Densus 88 juga mengamankan sebanyak 18 pucuk senjata dari rumah terduga teroris.
"Masih dihitung, ada 18 senjata, itu masih campuran ada yang air gun yang dimodifikasi jadi senjata api, ada juga senjata pabrikan," terangnya.
Baca Juga: Karyawan BUMN yang Ditangkap Densus 88 di Bekasi: Istrinya Sedang Hamil, Ramah tapi Tertutup
Senjata itu disimpan DE di dalam sebuah lemari. Hal tersebut sempat disampaikan oleh Ketua RT Ichwanul Muslimin yang ikut menyaksikan penggeledahan Densus 88.
"Masih dihitung, ada 18 senjata, itu masih campuran ada yang air gun yang dimodifikasi jadi senjata api, ada juga senjata pabrikan," kata Ichwanul, Senin.
Ichwanul menerangkan bahwa lemari untuk penyimpanan senjata itu terletak di sejumlah titik seperti di ruangan depan, ruang tengah, dan di dapur, serta kamar.
"Di dalam lemari, di ruang tamu. Ada air soft gun sama baju latihan seperti untuk permainan paint ball," terangnya.
Terpisah, Karyoto mengimbau kepada masyarakat untuk betul-betul teliti dengan lingkungan sekitar apalagi terhadap orang baru yang kehidupannya tertutup.
Baca Juga: Pegawai BUMN Ditangkap Terkait Terorisme di Bekasi, Densus 88 Sita Senjata Api hingga Amunisi
"Itu mesti kita amati, ketua RT, masyarakat yang paling dekat harus memberi tahu apa, paling tidak kalau ada yang aneh-aneh, sampaikan kepada ketua RT agar bisa disampaikan ke Bhabinkamtibmas sehingga kita bisa melakukan deteksi dini," pesan Karyoto. [ANTARA]