Prabowo Makin Sulit Cari Pendamping: Antara Cak Imin, Erick Thohir, Airlangga hingga Ridwan Kamil

Senin, 14 Agustus 2023 | 15:26 WIB
Prabowo Makin Sulit Cari Pendamping: Antara Cak Imin, Erick Thohir, Airlangga hingga Ridwan Kamil
Bakal calon presiden sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua kiri), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) bergandengan tangan saat deklarasi Bakal Calon Presiden di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (13/8/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana menyatakan koalisi Gerindra dan PKB bakal semakin sulit menentukan figur yang cocok menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto menyusul bergabungnya Partai Golkar dan PAN.

Ia juga membandigkan kondisi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang saat ini belum bisa menentukan figur pendamping bagi Anies Baswedan dalam hal bakal cawapres.

"Bergabungnya Golkar dan PAN dalam koalisi ini pun juga tidak sepenuhnya dapat mudah dalam penentuan Cawapres, seperti layaknya koalisi Anies," kata Aditya kepada wartawan, Senin (14/8/2023).

Menurut Aditya, ada banyak figur yang kini mengantre untuk bisa mendampingi Prabowo. Sebelumnya sudah ada nama Muhaimin Iskandar dari PKB, kemudian masuknya PAN dan Golkar tentu bakal menghadirkan nama lain.

Baca Juga: Golkar dan PAN Gabung Koalisi Gerindra-PKB, Pengamat Politik Sumbar: Prabowo Makin Percaya Diri!

"Yakni Erick Tohir (PAN) dan Airlangga Hartarto/Ridwan Kamil (Golkar). Potensi Cawapres Prabowo sebelumnya adalah Gus Imin (PKB) yang sudah bergabung jauh-jauh hari. Ada potensi Cawapres di sisi koalisi Prabowo: Gus Imin, Erick Thohir, Airlangga Hartarto/Ridwan Kamil yang semuanya tentu tidak mudah diputuskan dalam koalisi," kata Aditya.

Sebelumnya, Aditya menilai bergabungnya Partai Golkar dan PAN ke koalisi Gerindra dan PKB, tidak terlepas dari potensi kemenangan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Menurut Aditya, Partai Golkar dan PAN tentu telah melakukan analisis terlebih dahulu sebelum akhirnya menentukan pilihan mendukung Prabowo.

"Saya dapat menduga bahwa kedua partai ini menganalisa pandangan publik via survei opini publik yang dilakukan oleh banyak lembaga bahwa ada potensi kemenangan Prabowo dalam Pilpres bila terjadi dua putaran," kata Aditya.

Adanya potensi Prabowo menang dalam dua putaran itu yang kemudian menjadi alasan kuat Golkar dan PAN bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Baca Juga: PPP Pilih Ganjar dan PAN-Golkar Merapat Dukung Prabowo, KIB Otomatis Bubar

"Sehingga dua partai ini pun tidak ingin mengambil pusing untuk terlibat sejak awal pembentukan koalisi dan mengambil peran secara positif dari awal," kata Aditya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto, secara bersamaan mendapatkan dukungan dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional atau PAN, sebagai calon presiden atau Capres 2024. Dengan begitu, maka Prabowo saat ini dalam maju di Pilpres 2024 didukung oleh Golkar, PAN, PKB dan Partai Gerindra.

Pada hari ini, Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi mendeklarasikan dukungan kepada bakal Calon Presiden Prabowo di Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid sebelumnya telah membenar kabar Partai Golkar dan PAN akan mendeklarasikan dukungan kepada bakal Calon Presiden Prabowo.

"InsyaAllah. Golkar dan PAN akan bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR)," kata Jazilul kepada wartawan, Minggu (13/8/2023).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI