Bawaslu Adukan KPU ke DKPP Soal Terbatasnya Akses Silon, Perludem: Tidak Tepat

Jum'at, 11 Agustus 2023 | 18:06 WIB
Bawaslu Adukan KPU ke DKPP Soal Terbatasnya Akses Silon, Perludem: Tidak Tepat
Direktur Eksekutif Perludem Khoirunissa Nur Agustyati. [Perludem.org]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Pembina Pemilu untuk Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati menanggapi laporan yang diajukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) soal keterbatasan akses Sistem Informasi Pencalonan (Silon) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Menurut perempuan yang akrab disapa Ninis itu, Bawaslu tidak seharusnya melaporkan KPU ke DKPP agar mendapatkan keterbukaan akses Silon.

Pasalnya, DKPP hanya akan memproses laporan tersebut pada ranah etik. Sehingga, DKPP tidak berwenang memerintahkan KPU membuka akses Silon untuk Bawaslu.

"DKPP itu bukan untuk perintahkan (KPU) membuka Silon karena yang di DKPP itu persoalan etik dan profesionalismenya. DKPP tidak bisa memerintahkan KPU untuk membuka itu," kata Ninis kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).

Namun, jika Bawaslu merasa KPU tidak profesional karena tidak menindaklanjuti surat-surat Bawaslu agar Silon bisa dibuka lebih luas, maka tepat jika Bawaslu melaporkan KPU ke Bawaslu.

Ninis menilai agar Bawaslu menginginkan keterbukaan akses informasi, lebih tepat jika lembaga yang dipimpin Rahmat Bagja itu berkoordinasi dengan Komisi Informasi Pusat (KIP) untuk mengkaji soal data-data yang harus dikecualikan.

Sebab, KPU memberikan keterbatasan akses Silon kepada Bawaslu dengan alasan adanya data-data yang bersifat privasi sehingga harus dikecualikan.

"Saya data yang dikecualikan itu data-data tertentu seperti NIK, Nomor KTP, bukan berarti dokumennya yang tidak dibuka," ujar Ninis.

Lebih lanjut, dia menilai Bawaslu seharusnya menggunakan kewenangannya untuk menjadikan keterbatasan akses Silon sebagai temuan pelanggaran administrasi yang dilakukan KPU.

Baca Juga: Jelang 2024, Perludem Sebut UU Pemilu Paling Banyak Digugat di MK

"Bawaslu sekarang itu kewenangannya besar loh dibanding sebelumnya, mengalami transformasi kelembagaan, punya kewenangan sangat besar, harusnya itu jadi temuan. Kan ada pelanggaran administrasi," tandas Ninis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI