Presiden Ekuador Guillermo Lasso marah dan terkejut dengan insiden penembakan Villavicencio. Dia menyebut kejahatan terorganisir berada di balik pembunuhan itu.
"Kejahatan tidak akan dibiarkan begitu saja. Saya marah dan terkejut dengan pembunuhan itu. Kejahatan terorganisir telah berkembang pesat, tetapi beban hukum sepenuhnya akan menimpa mereka," kata Lasso sesaat setelah kejadian penembakan.
Lasso kemudian mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan pada Kamis (10/8/2023). Namun dia berjanji untuk tetap mengadakan pemilihan umum yang dijadwalkan akhir bulan ini.
"Angkatan Bersenjata saat ini dimobilisasi di seluruh wilayah nasional untuk menjamin keamanan warga negara, ketenangan negara, dan pemilihan umum yang bebas dan demokratis pada 20 Agustus. Tiga hari berkabung nasional untuk menghormati 'seorang patriot'," kata Lasso dalam pidato yang disiarkan di YouTube dikutip dari AFP.
4. Sempat Dapat Ancaman Pembunuhan
Penembakan yang menewaskan Villavicencio tengah menjadi sorotan. Insiden itu diduga berkaitan dengan kartel narkoba Meksiko, Sinaloa.
Sejumlah pihak menduga Sinaloa terkait insiden tersebut. Pasalnya sebelum penembakan, Villavicencio sempat melapor bahwa dia mendapat ancaman pembunuhan dari afiliasi Kartel Sinaloa Meksiko. Itu merupakan salah satu dari banyak kelompok kejahatan terorganisir internasional yang sekarang beroperasi di Ekuador.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Baca Juga: Berdiri Sejajar dengan Anies-AHY, Yenny Wahid: Ini Pasangan Paling Pas, Paling Top