Suara.com - Media sosial kini dihebohkan dengan pernyataan dari Dewan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta yang membenarkan isu soal kewajiban para mahasiswa baru UIN Solo ini untuk mendaftarkan identitas mereka di salah satu aplikasi pinjaman online.
Hal ini pun membuat pihak kampus UIN Surakarta buka suara akibat "ulah" panitia pelaksana Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang mengaku aplikasi pinjaman online tersebut merupakan sponsor dari acara PBAK tersebut.
Lalu, bagaimana kasus ini bisa terungkap? Simak inilah selengkapnya.
Kasus pendaftaran pinjol ini awalnya terungkap di media sosial usai salah satu akun TikTok bernama @panjiparya. Melalui akun tersebut, pemilik akun menyebut bahwa ada isu soal mahasiswa baru (maba) UIN Raden Mas Said diwajibkan untuk melakukan registrasi dalam aplikasi marketplace dan pinjol. Hal ini pun menjadi syarat untuk para maba mendapatkan snack.
Baca Juga: UIN Raden Mas Said Surakarta Tindak Lanjuti Polemik Sponsor Pinjol oleh Dewan Mahasiswa
Hal ini pun membuat banyak warganet bereaksi. Pemilik akun tersebut pun ikut menyebut akun Dema UIN Solo @demauinsurakarta dan meminta panitia mengklarifikasi isu tersebut.
Hal ini pun dibenarkan oleh pihak Dema UIN Solo. Dalam media sosialnya, mereka menyebutkan bahwa kerja sama yang dilakukan dengan aplikasi marketplace dan pinjol tersebut merupakan tindakan legal sebagai bentuk kerja sama antara pihak swasta dan penyelenggara acara. Mereka pun mengungkap pihak-pihak yang bekerja sama dengan mereka menjamin semua data para maba.
"Segala bentuk kerja sama dengan lembaga lembaga terkait hanya sampai pada proses registrasi/aktivasi akun. Keamanan data para maba pasca kerja sama dengan lembaga terkait sudah terjamin sesuai dengan MoU kerja sama dan Undang Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan." demikian tulis akun @demauinsurakarta tersebut.
Namun, hal ini malah menimbulkan konflik lain. Pihak UIN Solo sendiri mengungkap tindakan yang dilakukan oleh panitia PBAK ini bukan termasuk dalam rangkaian acara PBAK yang disetujui pihak kampus.
"Kami selaku pihak kampus UIN Raden Mas Said menegaskan bahwa kewajiban mahasiswa baru untuk mendaftar di aplikasi pinjol tersebut tidak masuk dalam rangkaian PBAK 2023. Setelah kami coba konfirmasi dengan panitia penyelenggara, mereka mengaku menggandeng pihak pinjol tersebut sebagai sponsor dalam acara Festival Kebudayaan yang akan digelar tanggal 14-15 Agustus mendatang. Tapi pihak panitia tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan kami terkait sponsorship ini," ungkap Rektor UIN Raden Mas Said Solo, Mudhofir dalam keterangannya di Solo, Senin, (07/08/2023).
Baca Juga: 3 Kesalahan Maba dalam Memilih Organisasi, Kamu Patut Tahu!
Tak hanya itu, kini pihak rektorat UIN Raden Mas Said beserta jajarannya juga menurunkan tim Dewan Kode Etik untuk menelusuri akar dari kasus ini.
Ancaman drop out atau dikeluarkan dari kampus pun juga kini menjadi momok besar bagi para panitia penyelenggara PBAK UIN Raden Mas Said Surakarta, Solo yang dianggap keliru dalam melakukan kerja sama dengan pihak sponsor.
Kontributor : Dea Nabila