Suara.com - Muhammad Guntur Romli mendeklarasikan diri keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Keputusan ini diambilnya usai melihat sinyal PSI dekat dengan calon presiden (capres) Prabowo Subianto.
Bakal calon presiden dari Partai Gerindra tersebut terlihat mendatangi Kantor DPP PSI pada Rabu (2/8/2023). Dalam pertemuan tersebut, PSI dan Prabowo menyatakan adanya kesamaan visi.
"Saya menyampaikan suatu hal berat bagi saya, terkait relasi saya dan kawan kawan saya dan PSI saya anggap rumah politik saya. Mulai hari ini saya keluar dari PSI sebagai anggota dan kader Partai PSI" kata Guntur Romli di Bakoel Koffie, pada Sabtu 5 Agustus 2023.
Guntur mengaku keputusan ini adalah hal yang berat baginya karena PSI sudah menjadi rumahnya. Guntur juga menyatakan merasa tidak dilibatkan oleh PSI dalam kunjungan Prabowo Subianto tersebut.
Baca Juga: Jokowi Dianggap Ada di Balik Layar Parpol yang Dukung Prabowo
Berkaitan dengan keluarnya Guntur Romli dari PSI, simak uraian terkait rekam jejaknya berikut.
Mengutip dari gunromli.com, HM. Guntur Romli adalah sosok kelahiran Asembagus, Situbondo, Jawa Timur pada 17 Maret 1978. Guntur juga menjabat sebagai Ketua Umum Ganjarian Spartan Ganjar Pranowo.
Ayah Guntur Romli adalah Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aitam Arromli, Jangkar, Situbondo, yakni KH Achmad Zaini Romli. Sementara itu, sang ibu merupakan guru bernama Hj Sri Sungkawa.
Guntur Romli mengenyam pendidikan dari Pesantren ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Sebelumnya, tingkat pendidikan dasar serta menengah umum dan keislaman di pesantren sejak dini hingga 1992.
Guntur Romli melanjutkan pendidikannya di Tarbiyatul Muallimin al-Islamiyah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura pada 1992 hingga 1997.
Baca Juga: PSI Sambut Prabowo Padahal Dulu Dukung Ganjar, Hasto PDIP Ogah Ikut Campur
Selanjutnya, pada 1997 hingga 1998, Guntur Romli menjadi guru bantu di almamaternya sekaligus berkuliah di Pesantren Tinggi Al-Amien dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam STIDA Al-Amien Fakultas Tarbiyah.
Guntur Romli juga turut dalam kegiatan ekstrakurikuler kemahasiswaan dan aktif pada Nahdlatul Ulama (NU) Mesir. Pada 2002 hingga 2004, Guntur menjabat sebagai Wakil Ketua Tanfidziyah PCI NU Mesir.
Selama di Mesir, Guntur juga menjadi Koresponden majalah Panji Masyarakat Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2002. Guntur juga menjadi wartawan Majalah Mingguan GATRA Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2002 hingga 2004.
Guntur aktif menulis isu politik Timur Tengah, Keislaman dan Kebudayaan di surat kabar seperti Kompas, Republika, Jawa Pos, Suara Pembaruan, Tempo, Media, Indonesia, Pikiran Rakyat. Pada 2004, ia sempat bergabung di Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Jakarta.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma