Suara.com - Rocky Gerung menganggap Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko bertingkah layaknya preman lantaran menyatakan siap pasang badan untuk Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.
Rocky menilai Moeldoko sebagai mantan panglima TNI tak sepatutnya mengeluarkan pernyataan tersebut lantaran statusnya kekinian masih sebagai pejabat publik.
"Kecurigaan saya bahwa ada pengkondisian di publik akhirnya secara metodologis saya hubungkan dengan pernyataan Pak Moeldoko. Dia marah juga tuh 'saya akan pasang badan', tentu, jadi bertanya Pak Moeldoko ini relawan statusnya juga, karena bahasanya sama kami pasang badan," kata Rocky dalam konferensi persnya di Kawasan Jakarta Pusat, Jumat (4/8/2023).
Ia mengaku heran dengan Moeldoko sebagai pejabat publik mestinya bisa lebih bersikap dingin menanggapi masalah.
Baca Juga: Analis Melihat Sosok Prabowo Jadi Capres Pemersatu di Pilpres 2024, Ini Alasannya
"Karena pak Moledoko itu pejabat publik yang mestinya dengan dingin mengatakan bahwa 'oke ada problem mari kita selesaikan secara argumen atau secara hukum itu'. Masang badan artinya itu, itu bukan bahasa dasar dari seorang pejabat publik, kayak preman itu mau pasang badan," tuturnya.
Menurutnya, apa yang dilakukannya tersebut merupakan kritik dengan menggunakan penyampaian yang tajam. Namun, ia menegaskan jika kritikan tersebut bukan untuk menyerang individu.
"Padahal ini pikiran saya yang saya kritik dengan cara yang sangat tajam dengan bahasa yang saya pilih tajam tapi tidak diarahkan pada pribadi Presiden Jokowi tapi pada lembaga publik itu Kabinet bahkan yang di dalamnya ada Pak Moeldoko," ujarnya.
Untuk itu, Rocky menilai Moeldoko telah gagal menyelesaikan masalah dengan cara yang intelektual.
"Jadi kita gagal untuk membawa bangsa ini pada percakapan intelektual, itu dasarnya. Rocky Gerung kan intelektual kenapa pakai bahasa begituan, iya di kampus saya pakai bahasa akademis tetapi dalam kritik kebijakan saya musti pakai bahasa yang bisa dimengerti oleh orang yang berkali-kali diterangkan enggak paham-paham juga," pungkasnya.
Baca Juga: Hotman Paris Ungkap Satu-satunya Cara Jebloskan Rocky Gerung ke Penjara, Jokowi Jadi Kunci
Moeldoko Bakal Pasng Badan
Sebelumnya, Moeldoko, Kepala Staf Presiden, dengan tegas menekankan bahwa tidak boleh ada upaya untuk mengganggu Presiden Joko Widodo. Penegasan ini berkaitan dengan pernyataan viral di media sosial dari akademisi Rocky Gerung yang menyebutkan kata-kata tidak pantas terhadap Presiden Jokowi.
"Saya sebagai prajurit biasa mempertaruhkan nyawa di medan perang tanpa kalkulasi apalagi menghadapi situasi seperti ini biasa. Jadi jangan coba-coba mengganggu Presiden," kata Moeldoko di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Pada kesempatan tersebut, Moeldoko menegaskan bahwa sebagai Kepala Staf Presiden, tugasnya adalah menjaga kehormatan Presiden, dan ia menegaskan bahwa hal ini tidak boleh dianggap enteng.
Moeldoko dengan tegas menyatakan bahwa jika ada yang mencoba mencemarkan kehormatan Presiden, ia akan menjadi orang pertama yang berdiri untuk membela Presiden. Moeldoko juga menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai perilaku yang menyerang pribadi Presiden.
"Menurut saya, ini merupakan serangan terhadap pribadi Presiden, hal ini sungguh tidak dapat ditoleransi. Oleh karena itu, saya berharap penegak hukum mengambil tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kita tidak bisa membiarkan hal seperti ini, dalam berbangsa dan bernegara, ada aturan yang jelas, dan tidak boleh sembarangan," jelas Moeldoko.
Moeldoko juga menyebut Rocky Gerung sebagai "robot".
"Anda bisa membayangkan kalau robot, mereka pintar, memiliki otak tapi tidak punya hati, menurut saya begitu. Meskipun konon katanya dia seorang profesor dan pintar, tetapi tampaknya dia tidak memiliki hati. Jadi, menurut pandangan saya, orang pintar yang tidak memiliki hati itu bisa diibaratkan sebagai robot. Dan ada seseorang yang mengendalikannya, ada yang 'me-remote', cari sendiri siapa yang 'me-remote'," tambah Moeldoko.
Tidak hanya itu, Moeldoko juga berencana untuk melaporkan Rocky Gerung ke pihak kepolisian.