Suara.com - Islamic of Irac and Syria (ISIS) resmi mengumumkan kematian pemimpinnya, yakni Abu Al Hussein Al Husseini Al Qurashi pada Kamis (3/8/2023). Disampaikan bahwa ia tewas dalam peperangan dengan kelompok Hayat Tahrir al-Sham di Provinsi Idlib, Suriah.
"Pimpinan terbunuh akibat bentrok langsung dengan kelompok radikal Hayat Tahrir al-Sham di Provinsi Idlib," kata juru bicara (jubir) ISIS yang diunggah melalui saluran telegram sebagaimana dilansir dari Reuters.
Namun, pada akhir April lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan berita kematian itu terlebih dahulu. Ia menyebut pemimpin ISIS tewas berkat pihaknya.
Benarkah demikian? Di sisi lain, seperti apa profil Abu Al Hussein Al Husseini Al Qurashi?
Baca Juga: Briptu Tiara Nissa Zulbida, Anggota Polri yang Diwisuda Presiden Erdogan di Turki
Profil Abu Al Hussein Al Husseini Al Qurashi
Tidak banyak informasi mengenai Abu Al Hussein Al Husseini Al Qurashi yang berhasil diperoleh. Hanya saja ia terpilih menjadi pemimpin ISIS pada 30 November 2022. Ia menggantikan Abu Al Hasan Al Hashimi Al Qurashi yang tewas dalam pertempuran.
Terpilihnya ia mengacu pada kaum Nabi Muhammad. Para pemimpin ISIS memang perlu mengklaim sebagai keturunan Rasulullah. Al Hussein adalah pimpinan kelima dalam kelompok itu dan hal ini diumumkan oleh jubir ISIS, Abu Omar Al-Muhajir.
Abu Al Hussein digambarkan sebagai veteran ISIS, serta dikenal menjadi anggota yang setia. Namun, pada Januari 2023, saluran anti ISIS menuduh dirinya merupakan orang Irak. Ia juga ditunjuk menjadi pemimpin dari Dewan Syura yang dipimpin oleh Abdul Raouf al-Muhajir.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sudah mengumumkan terlebih dahulu bahwa pihaknya telah menewaskan pemimpin ISIS, Abu Al Hussein Al Husseini Al Qurashi. Tepatnya dalam operasi intelijen di Suriah pada Sabtu (29/4/2023) lalu.
Baca Juga: Respon Pembakaran Alquran, Presiden Erdogan: Kami Ajari Orang-orang Barat yang Arogan!
Erdogan menuturkan bahwa Badan Intelijen Nasional (MIT) memang sudah lama mengincar ISIS. Ia kemudian mengatakan Turki bakal terus melanjutkan perjuangan melawan berbagai kelompok teroris tanpa disertai adanya diskriminasi.
Adapun diketahui bahwa pada tahun 2013, Turki menjadi negara pertama yang menyatakan ISIS merupakan kelompok teroris. Turki bahkan telah beberapa kali menjadi target serangan teror. Tercatat, sudah banyak korban berjatuhan akibat insiden tersebut.
Dilaporkan sekitar 300 orang terbunuh dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Hal ini terjadi dalam 10 peristiwa bom bunuh diri, tujuh serangan bom, dan empat penyerangan bersenjata. Turki pun kemudian membuat operasi anti teror.
ISIS sendiri mulai beroperasi sejak 2014. Mereka sempat menguasai banyak wilayah di Suriah dan Irak. Kekuasaannya kian surut usai terjadi serangkaian serangan pada 2017. Meski begitu, masih ada sel-sel ISIS yang masih aktif menyebarkan teror.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti