Penjelasan Sekolah di Jabodetabek Soal Toilet Gender Netral, Daniel Mananta: Kalau Suka Sesama Jenis..

Fita Nofiana Suara.Com
Jum'at, 04 Agustus 2023 | 13:04 WIB
Penjelasan Sekolah di Jabodetabek Soal Toilet Gender Netral, Daniel Mananta: Kalau Suka Sesama Jenis..
Potret Daniel Mananta (Instagram/@lolagin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berencana daftarkan anak ke sekolah internasional di daerah Jabodetabek, Daniel Mananta malah dikegetkan dengan toilet untuk para siswa.

Bagaimana tidak, toilet dalam sekolah tersebut terdapat tiga kategori yakni toilet untuk perempuan, laki-laki, dan gender netral.

"Gue kaget banget waktu lagi assessment buat anak sekolah, sekolah internasional dan pas di resepsionisnya itu ada toilet, buat boy, girl, dan gender neutral bahkan ada bahasa indnonesuanya gender netral," ungkap Daniel Mananta seperti dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Jumat (4/8/2023).

"Gue kaget banget sampai kasih tahu istri gue, kita kayak wow sudah sampai sini, kita harus ngapain nih," imbuhnya.

Baca Juga: Daniel Mananta Bersyukur Cerita Soal Sekolah Internasional Dukung LGBT Viral: Jangan Sampai Merusak Moral Anak

Gender netral atau juga disebut dengan non binary sendiri merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan seseorang yang tidak mengidentifikasi dirinya ssebagai laki-laki mau pun perempuan.

Menduga sekolah tersebut mendukung LGBT, Daniel kemudian bertanya pada pihak sekolah terkait perihal toilet tersebut.

"Penjelasan pihak sekolah normal banget di budaya barat, di mana ada tiga hal mereka bilang pertama mereka tidak akan mengajarkan apa yang benar dan salah terkait idnetitas dan feeling yang mereka rasakan," kata Daniel. 

"Kedua pihak sekolah justru meng-encourage untuk lebih ekspolor feeling yang mereka punya kalau suka sesama jenis ekplor saja tidak akan menghakimi, ketiga apa pun yang anak kecil bicarakan dengan sekolah itu hak buat anak sehingga tidak akan di share dengan orangtua," timpal lainnya. 

Daniel menyatakan pengajaran ini terlalu dini untuk anak sekolah dasar.

Baca Juga: Cerita Daniel Mananta Ada Sekolah Internasional yang Diduga Dukung LGBT

"Gue respect sama orang yang ambil keputusan jadi LGBT, tapi kalau misalnya gerakan ini menyusupnya ke anak kecil di bawah umur 18 tahun, masih pencarian jati diri, gampamg banget terombang-ambing," kata Daniel.

"Gue sebagai seorang ayah mempunyai otoritas melindungi anak-anak gue, ngasih tahu fondasi mana yang banar mana salah. Mereka soalnya mementingkan feeling bukan kebenaran," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI