Suara.com - Aksi protes terhadap Islam kembali dilakukan dua warga Swedia yang merupakan keturunan Arab. Dua pelaku ini bernama Salwan Momika dan Salwan Najem yang melakukan pembakaran Al Quran di depan gedung parlemen di Stockholm, Swedia pada Senin (31/7/2023).
Kedua pria ini melakukan aksi protes dengan menginjak kitab suci Al Quran dan membakar setiap halamannya. Tindakan itu diduga dilakukan sebagai protes terhadap aksi para pendukung pemimpin politik Irak, Moqtada Sadr.
Diketahui Sadr secara sengaja menyerbu dan membakar kedutaan Swedia di Baghdad, Irak. Peristiwa itu terjadi usai adanya aksi protes terhadap Islam dan pelecehan terhadap Al Quran yang dilakukan oleh aktivis politik lain pada Jumat (30/6/2023).
Tak terima atas serangan dari pendukung Sadr, kedua pria keturunan Arab lantas membalas dengan nekat membakar Quran. Mereka bahkan berteriak ingin menghilangkan Quran dari muka bumi.
Baca Juga: Pamerkan Makanan Tak Lazim, Ini Fakta Disgusting Food Museum di Swedia
Aksi protes tersebut semakin dikecam oleh berbagai umat Muslim di dunia. Apalagi sepanjang tahun 2023, tercatat setidaknya ada 5 aksi pembakaran Al Quran yang menghebohkan dunia.
Lalu, bagaimana kejadian pembakaran Al Quran tersebut? Simak inilah selengkapnya.
Aksi aktivis Rasmus bakar Quran
Politisi sayap kiri Eropa, Rasmus Paludan menjadi salah satu orang yang memicu adanya pembakaran Al Quran di berbagai belahan di Eropa.
Rasmus membakar Al Quran di depan sebuah masjid di daerah Noerrebro, Kopenhagen, Denmark pada Jumat (27/1/2023) lalu. Aksinya itu langsung memicu kemarahan banyak pihak.
Baca Juga: Bakal Dibuatkan Konser di Swedia, Aldi taher: Ya Allah, Mimpi Apa Aku?
Negara Swedia sendiri tidak memiliki undang-undang yang melarang aksi pembakaran kitab suci. Namun kejadian itu membuat Swedia dikecam negara-negara lain karena tidak tegas menindak aksi pembakaran kitab suci umat Islam tersebut.
Pembakaran oleh kelompok Patrioterne Gar Live
Aksi pembakaran Quran yang dilakukan Rasmus pun memicu tindakan pembakaran lainnya. Pada Jumat (24/3/2023) lalu, kelompok Islamophobia bernama Patrioterne Gar Live mengunggah video di Facebook saat kelompok mereka secara sengaja membakar salinan Al Quran.
Aksi itu dilakukan di depan Kedutaan Besar Turki, Kopenhagen, Denmark. Tak cuma membakar Al Quran, mereka juga membakar bendera Turki.
Sontak aksi itu langsung mendapatkan kecaman keras dari Presiden Turki Erdogan. Orang nomor satu di Turki ini turut mengungkap kekhawatirannya terhadap aksi Islamphobia di Eropa.
Aktivis Belanda sobek Quran
Aksi pembakaran Al Quran juga memicu gerakan protes lainnya dari negara Belanda. Aktivis politik bernama Edwin Wagensveld nekat melakukan aksi perobekan Alquran di depan gedung parlemen Den Haag pada Minggu (22/1/2023) lalu.
Aksi perobekan itu rupanya diizinkan oleh pemerintah setempat dengan catatan Edwin tidak diperbolehkan membakar Al Quran. Namun, saksi di sana mengaku sempat melihat adanya sobekan halaman Alquran yang sudah dibakar dekat dari lokasi protes Edwin.
Protes pria pengungsi Irak
Aksi Salman Momika, pengungsi Irak keturunan Arab, yang tiba-tiba membakar Al Quran di depan Masjid Stockholm Medborgarplatsen, membuat warga Swedia mengecam aksinya.
Apalagi kejadian yang terjadi pada Rabu (28/6/2023) itu dilakukan bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
Bakar Quran di depan gedung parlemen Swedia
Aksi pembakaran Quran oleh Salman pada bulan Juni lalu menimbulkan protes besar-besaran dari warga Irak. Mereka pun menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad, Irak atas protes soal kasus pembakaran Quran yang dilakukan Salman pada Jumat (30/6/2023) lalu.
Namun, aksi protes ini malah tak berkesudahan. Pada Sabtu (22/7/2023) lalu, anggota kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioter, kembali membakar Quran di depan Kedubes Irak di Kopenhagen. Hal ini pun memicu aksi protes lainnya.
Kontributor : Dea Nabila