Suara.com - Panglima TNI Yudo Margono mengaku tak akan melindungi anak buahnya, Kabasarnas Marsekal Henri Alfiandi yang terlibat kasus korupsi pengadaan alat deteksi. Diketahui Henri Alfiandi baru-baru ini terjaring OTT KPK.
Menurut mantan KSAL ini, tindakan korupsi yang dilakukan oleh Henri bukanlah hal yang benar dan sudah melawan hukum. Ia menegaskan sudah menyetujui penahanan yang dilakukan terhadap Henri selaku tersangka kasus korupsi.
"TNI tidak akan pernah melindungi yang salah. Pihak bersangkutan pun sudah ditetapkan sebagai tersangka," jelas Panglima TNI ini dalam keterangannya kepada Antara pada Rabu (2/8/2023).
"Sejak kemarin saya juga sudah tanda tangan untuk dilakukan penahanan terhadap yang bersangkutan dan hal tersebut sudah dilaksanakan," sambungnya.
Baca Juga: Klaim Tak Bakal Lindungi Kepala Basarnas di Kasus Suap, Panglima TNI: Saya Jamin Objektif
Tak hanya itu, Yudo mengaku pihak TNI tidak akan mengintervensi proses hukum yang dijalankan oleh perwira tinggi mereka, meskipun hingga kini status Henri masih terdaftar sebagai anggota TNI AL.
"Saya tegaskan di sini. Saya akan selalu tunduk pada undang-undang. Mungkin banyak beredar isu di luar bahwa kami (pihak TNI) akan megintervensi kasus tersebut. Kami tegaskan, kami tidak mengintervensi itu," lanjut Yudo Margono.
Yudo menegaskan bahwa tindak pidana yang dilakukan Henri ini juga akan tunduk pada Peradilan Militer, sesuai Undang Undang Nomor 31 Tahun 1997. Ini karena status Henri kini masih sebagai prajurit militer.
Sosok Yudo Margono sendiri dikenal tegas dan sudah mencuri perhatian sejak dirinya ditetapkan sebagai Panglima TNI pada Desember 2022 lalu.
Lalu, bagaimana rekam jejak Yudo selama berkarier di militer? Simak inilah selengkapnya.
Karier Yudo Margono sendiri dimulainya sejak lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) pada tahun 1988. Jabatan pertama yang diembannya adalah sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Rudal di KRI YNS 332 pada tahun 1988.
Ia pun beberapa kali memegang jabatan strategis, adapun jabatan yang sempat dijabat oleh Yudo :
- Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364
- Palaksa KRI Fatahilah 361
- Komandan KRI Pandrong 801
- KRP Sutanto 877
- KRI Ahmad Yani 351
- Komandan Lanal Tual tahun 2004-2008
- Komandan Lanal Sorong tahun 2008-2010
- Komandan Satkat Koarmatim tahun 2010-2012
- Satkor Koarmatim tahun 2011-2012
- Komandan Kolat Armabar tahun 2012-2014
- Paban II Opslat Sops Mabesal tahun 2014-2015
- Komandan Lantamal I Belawan tahun 2015-2016
- Kepala Staf Koarmabar tahun 2016-2017
- Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) tahun 2017-2018
- Panglima Komando Armada RI Wilayah Barat (Pangarmabar) tahun 2018.
Salah satu dedikasinya di dunia militer yang membuat namanya dikenal publik terjadi pada 2018 silam. Kala itu, Yudo bersama TNI AL dan tim SAR berhasil menemukan black box pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Sosoknya kemudian sempat ditunjuk untuk menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut pada 20 Mei 2020 lalu, sebelum akhirnya dilantik menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa pada Desember 2022 lalu.
Kontributor : Dea Nabila