"Tim kami menyesuaikan desain struktur dan pondasinya saja. Kekuatan struktur menyesuaikan kecepatan LRT yang lewat, dibatasi dengan kondisi alinyemen," ujarnya.
Dina juga menambahkan bahwa alinyemen sudah mempertimbangkan sejumlah hal. Salah satu hal yang dipertimbangkan adalah keterbatasan lahan.
"Alinyemen itu sudah mempertimbangkan banyak hal terutama masalah keterbatasan lahan yang apabila mengakomodir alinyemen lebih baik, sehingga laju kereta bisa lebih cepat, maka pembebasan lahan yang dibutuhkan akan sangat banyak dan mahal biayanya," jelas Dina.
Apa Itu Alinyemen?
Dikutip dari laman perusahaan jasa konstruksi Adhi Karya, pembangunan sebuah jalan memerlukan perencanaan yang disebut dengan geometrik atau alignment. Istilah alignment dikenal sebagai alinyemen dalam bahasa Indonesia.
Dengan adanya perencanaan geometrik, maka dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan bagi para penggunanya. Perencanaan itu dititikberatkan pada perencanaan fisik sehingga bisa memberi pelayanan optimal dalam arus lalu lintas.
Perencanaan geometrik jalan dibagi menjadi 2 yakni Horizontal Alignment dan Vertical Alignment. Horizontal Alignment biasanya tegak lurus pada bidang peta atau termasuk tikungan dan belokan.
Sementara itu Vertical Alignment adalah garis yang dibentuk oleh bidang vertikal seperti puncak tanjakan dan lembah turunan.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Baca Juga: Borok Proyek LRT Jabodebek Diungkap: Longspan Salah Desain, Hingga Spek Kereta yang Berbeda