Suara.com - Akademisi politik dan filsafat, Rocky Gerung tak henti-hentinya memicu kontroversi publik berkat pernyataan-pernyataan sensasionalnya.
Sosok dosen yang terkenal mengkritisi Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini kekinian melontarkan komentar miring terhadap sang Presiden.
Bahkan, Rocky tak segan menggunakan istilah bermuatan sumpah serapah untuk mengomentari Jokowi.
Lantas, seperti apa komentar miring tersebut? Simak jawabannya dalam deretan pernyataan kontroversial Rocky Gerung tersebut.
Baca Juga: Rocky Gerung Caci Maki Jokowi, Prabowo Subianto Diminta Pasang Badan: Tunjukkan Loyalitas!
Bilang Kitab Suci itu fiksi
Ketenaran Rocky Gerung disinyalir bermula ketika ia kerap diundang di acara televisi dan melontarkan segudang pernyataan kontroversial.
Rocky pada awal-awal kariernya menjadi pengacara televisi sudah mulai mendulang kontroversi, salah satunya kala ia menjadi bintang tamu acara gelar wicara di stasiun televisi swasta nasional, Selasa (10/4/2018) malam.
Rocky memberi penjelasan ilmiahnya tentang definisi fiksi kala Prabowo Subianto membuat pernyataan Indonesia akan bubar pada 2023 berdasarkan satu novel fiksi "Ghost Fleet".
Rocky yang kala itu menjadi salah satu aktor kampanye Prabowo sontak mencontohkan Kitab Suci sebagai salah satu karya fiksi.
Baca Juga: Makin Lengket dengan RI-1, Elektabilitas Prabowo Kian Menggerus Ganjar di Kalangan Pemilih Jokowi
"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos. Itulah sifat fiksi, dan hal tersebut baik. Fiksi berbeda dengan fiktif yang bermakna buruk. Kitab suci adalah fiksi atau bukan? Kalau saya memakai arti bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi. Menuntun kita menuntun semua berpikir imajinatif," jelasnya.
Sebut Jokowi tak paham Pancasila
Rocky Gerung kembali diundang dalam acara televisi yang sama pada Selasa (3/12/2019). Kedatangan Rocky untuk yang sekian kalinya dalam acara tersebut juga berujung menuai kontroversi. Pasalnya, Rocky kala itu menyatakan bahwa Presiden Jokowi tak paham Pancasila.
"Saya tidak pancasilais, siapa yang berhak menghukum atau mengevaluasi saya? Harus orang yang pancasilais, lalu siapa? Tidak ada tuh. Jadi sekali lagi, koalisi pancasila, presiden juga tak mengerti pancasila," ungkap Rocky dalam acara tersebut.
Sontak, lini masa media sosial dipenuhi oleh seruan kepada polisi agar memenjarakan sang akademisi.
"Tangkap Rocky Gerung dia menghina Pancasila dan juga presiden. Dia sekaligus menghina perjuangan para pahlawan berarti," cuit warganet menggaet massa untuk menyerukan tangkap Rocky Gerung.
Kembali kritik Jokowi: Kali ini melampaui batas
Kekinian, Rocky juga kembali melayangkan kritik terhadap Jokowi. Adapun warganet menilai bahwa kali ini, Rocky sudah melampaui batas lantaran mengkritik sang presiden.
Bahkan, kata 'tolol' juga sempat dilayangkan oleh Rocky untuk menggambarkan sang Presiden Jokowi.
Kritikan tersebut dilayangkan untuk menyoroti Jokowi yang kini tengah gemar mempromosikan Ibu Kota Negara baru atau IKN.
"Dia menawarkan IKN, mondar-mandir ke koalisi, untuk mencari kejelasan nasibnya, dia mikirin nasibnya bukan nasib kita, itu bajingan yang tolol, sekaligus bajingan pengecut," kata Rocky.
Sejumlah lapisan masyarakat sontak dibuat geram oleh pernyataan akademisi filsafat itu. Salah satunya yakni pengacara kondang Muannas Alaidid yang melaporkan Rocky ke kepolisian melalui fitur cuitan di Twitter.
"Boleh ya bilang presiden kita; bajingan tolol @DivHumas_Polri," tulis Muannas Alaidid.
Senada, sosok aktivis media sosial dengan nama samaran Narkosun juga mewanti-wanti Rocky bahwa Jokowi punya basis massa yang kuat.
"Rung Gerung, saya yakin pakde Jokowi gak akan marah kamu sebut demikian. Tapi ingat, pakde Jokowi punya jutaan pendukung militan, jangan remehkan mereka. Klo ada yg mencarimu, jangan kabur pake ambulance lagi ya," cuit Narkosun.
Kontributor : Armand Ilham