Suara.com - Fakta kasus mutilasi di Sleman dengan korban Redho Tri Agustian sedikit demi sedikit mulai terbongkar. Terbaru, pihak UMY mengungkap bahwa korban sedang melakukan penelitian mengenai komunitas LGBT.
Diketahui kasus mutilasi ini berawal dari temuan potongan kaki dan tangan di Kapenewon Turi, Sleman pada 12 Juli 2023 petang lalu.
Kepolisian kemudian menangkap dua pelaku berinisial W dan RD yang menghabisi nyawa korban Redho Tri Agustian, mahasiswa Fakultas Hukum UMY. Simak fakta Mahasiswa UMY yang jadi korban mutilasi berikut ini.
1. Redho Dapat Beasiswa
Baca Juga: Diduga Sarang LGBT, Rektor UKI Bantah Hutan Kota Cawang di Wilayah Mereka
Fakta baru terungkap dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tempat Redho Tri Agustian menempuh pendidikan. Pihak UMY mengungkap informasi tentang aktivitas Redho di kampus yang kemungkinan berkaitan dengan motif kematiannya.
Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, membeberkan bahwa Redho adalah mahasiswa UMY penerima dana hibah (beasiswa) penelitian mahasiswa. Beasiswa itu merupakan bagian dari program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Republik Indonesia Tahun 2023.
2. Teliti Kelompok LGBT
Sementara itu topik penelitian yang diajukan oleh Redho adalah mengenai perilaku menyimpang kaum gay (LGBT). Dalam penelitian itu, Redho diharuskan mengumpulkan data primer dengan berinteraksi dan masuk kelompok yang berafiliasi dengan LGBT.
Informasi yang didapat Prof. Achmad Nurmandi bahwa mendiang Redho mencoba memasuki kelompok atau Individu yang terlibat LGBT melalui media sosial Facebook. "Jadi memang sedang meneliti, namanya meneliti kan orang harus mencari informasi," kata Achmad pada Kamis (27/7/2023).
Baca Juga: Jadi 'Sarang' Aktivitas LGBT, Pemprov DKI Perketat Keamanan di Hutan Kota Cawang
"Kelompok-kelompok unik di Jogja, kelompok-kelompok LGBT, kelompok radikal. Yang kita tahu kan sudah 3 bulan dia meneliti itu, cuma kan masuk kelompok itu susah," sambungnya.
3. Dibunuh Responden
Prof. Achmad Nurmandi kemudian menduga kedua pelaku menjadi responden penelitian dari Redho. Hal itu karena kedua pelaku adalah seorang penjual kerupuk dan pelayan rumah makan yang keseharian aktifitasnya tidak ada hubungan berimbang dengan aktifitas Redho sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi.
"Kemungkinan kedua pelaku ini responden penelitian korban tentang LGBT itu," tutur Prof. Achmad.
4. Pihak UMY Duga R Bukan Gay
Dengan fakta-fakta itu, Achmad menilai Redho bukanlah LGBT. Menurut dia, kebanyakan LGBT berpasangan dengan sosok yang memiliki pekerjaan atau menggeluti bidang yang sama.
"Jadi yang tidak wajar itu begitu, karena ini informasi hanya dari pelaku, korbannya sudah meninggal sehingga kita mencari informasi apa yang dia lakukan termasuk riset," ungkap Achmad.
"Nanti kita kan sedang cari, mendalami, dia sudah masuk ke berapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY jadi kita belum tahu (apa yang dilakukan Redho)," lanjutnya.
5. Kecemasan Warga
Sementara itu warga sekitar rumah kos pelaku W yang membunuh Redho jadi cemas. Bahkan tetangga kos pelaku W berniat pindah usai terungkapnya kasus mutilasi Redho tersebut.
Diketahui kos W yang jadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Redho berada di lingkungan RT 04 RW 19 Dusun Krapyak, Kecamatan Triharjo, Sleman, Jogja. Ketua RT setempat, Ngatijo mengaku warga merasa takut dan cemas setelah terungkapnya kasus mutilasi Redho. Meski demikian, warga tetap beraktivitas seperti di hari-hari biasanya.
"Kami merasa takut, cemas atas kejadian ini, dan kurang nyaman sekarang," ungkap Ngatijo pada Rabu (26/7/2023).
Ketika disinggung hubungan sosial warga sekitar dengan pemilik kos pelaku W pasca kasus ini, Ngatijo mengatakan bahwa komunikasinya masih seperti biasa. Walau begitu dia tak menampik ada rasa canggung di antara mereka.
"Biasa aja sama pemilik kos biasa, cuma ya gimana ya perasaan agak anu sedikit," ungkap Ngatijo.
Perasaan tak nyaman juga dirasakan oleh tetangga kos pelaku W. Ngatijo mengatakan tetangga kos pelaku dikabarkan bermaksud pindah kos dalam waktu dekat ini. "Dengar-dengar yang kos sebelahnya (pelaku W) mau pindah, ya mungkin ngerasa takut," pungkasnya.
Kontributor : Trias Rohmadoni