Suara.com - Menyambut hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, umat Islam dapat menyiapkan teks kutbah Jumat. Isi dari kutbah Jumat Ini bisa bervariasi. Berikut kami berikan contoh khutbah Jumat tentang hari Asyura.
Sebagaimana dikutip dari laman NU Online, khutbah Jumat di bawah ini berisikan tentang keistimewaan Asyura sebagai hari diterimanya taubat Nabi Adam A.S.
Asyura Sebagai Hari Diterimanya Taubat Nabi Adam
Saudara-saudara Kaum Muslimin, jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,
Baca Juga: 12 Amalan Malam 10 Muharram Sesuai Sunnah yang Datangkan Limpahan Pahala
Muharram adalah bulan yang sangat mulia di dalam Islam. Tidak hanya menjadi pengawal kalender Hijriah, namun juga ada banyak sejarah di dalamnya. Karena, di bulan ini ada sejumlah peristiwa bersejarah penting yang mempunyai pesan moral luhur. Salah satunya yaitu diterimanya tobat Nabi Adam as pada 10 Muharram.
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Kisah pertobatan Nabi Adam kali ini telah disinggung dalam salah satu hadits Nabi riwayat At-Tirmidzi. Rasulullah saw pernah bersabda yang artinya:
"Bila seseorang puasa sebulan setelah bulan Ramadhan, maka puasalah di bulan Muharram. Karena di bulan itu, hari-hari ketika Allah Swt menerima tobat suatu kaum, dan menerima tobat kaum-kaum yang lain.” (HR At-Tirmidzi)
Berhubungan dengan hadits di atas, Ibnu Rajab al-Hambali di dalam Lathaiful Ma’arif menyampaikan bahwa:
Baca Juga: Niat Mandi 10 Muharram Sebelum Puasa Asyura, Lengkap dengan Tata Caranya
“Ibnu Rajab telah mensahihkan sebuah hadis dari Abu Ishaq dari al-Aswad bin Yazid bahwasanya ia berkata: Aku bertanya kepada ubaid bin Umair perihal puasa di hari ‘Asyura, ia menjawab: Muharram adalah bulan Allah yang penting (al-ashamm). Di dalamnya Nabi Adam diterima tobatnya. Bila kamu mampu untuk tidak melewatinya tanpa puasa, maka puasalah.” (Ibnu Rajab al-Hambali, Lathaiful Ma’arif, tanpa tahun: 54)
Jamaah Rahimatullah,
Semua kisah ini bermula saat Allah swt murka kepada Iblis lantaran ia tidak mau bersujud kepada Nabi Adam sebagai bentuk rasa hormat, padahal itu adalah perintah Allah SWT. Akibat dari keangkuhannya inilah Allah lantas mengusir Iblis dari surga.
Namun ternyata Iblis tidak tinggal diam. Dia pun menaruh dendam terhadap Adam yang menurutnya telah membawa kesialan. Iblis kemudian merencanakan jebakan untuk Nabi Adam dan Hawa agar keduanya melanggar aturan dari Allah dengan cara memakan buah Khuldi. Dengan begitu keduanya diusir dari surga.
Singkatnya, tipu daya yang dilancarkan oleh Iblis adalah dengan menjanjikan kenaikan pangkat Adam dan Hawa jika mereka mau memakan buah Khuldi. Kata Iblis, siapa saja yang memakan buah tersebut maka akan naik level menjadi sosok malaikat ataupun kekal berada di surga.
Yang tidak tak kalah menipu, Iblis membujuk Adam dengan cara bersumpah atas nama Allah. Dalam benak Nabi Adam, orang yang bersumpah atas nama Allah pasti ia tidak berbohong. Akhirnya, Adam dan Hawa berhasil dikelabuhi oleh Iblis dan tanpa ragu mereka memakan buah Khuldi.
Selesai memakan buah terlarang itu, pakaian Adam dan Hawa yang selama ini menjadi penutup tubuhnya mendadak hilang. Keduanya begitu panik dan malu sehingga terus berusaha menutupinya dengan daun pohon yang ada di dalam surga. Tipu daya Iblis pun berhasil membuat Nabi Adam dan Hawa terusir dari surga. Kisah ini pun ada dalam firman Allah berikut:
"Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, ‘Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: ‘Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?’" (QS. Al-A’raf [7]: 22)
Adam dan Hawa lantas sangat menyesali kecerobohan itu dan segara bertobat kepada Allah swt. Kendati tobat keduanya diterima, namun Allah SWT Atetap memberi “hukuman” kepada mereka dengan menurukannya dari surga sebagai konsekuensi atas dosa yang telah diperbuat. (Abdul Karim Zaidan, al-Mustafâd min Qasâshil Qur’ânî: 1998, juz I, h. 24).
Jamaah yang diberkahi Allah,
Ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, keduanya pun sangat bersedih. Dalam sehuah riwayat dikatakan keduanya menangis sejadi-jadinya. Saking begitu merasa berdosa, mereka tidak berani memandang ke arah langit selama 40 tahun.
Dalam satu riwayat, Imam Jalaluddin as-Suyuthi mengatakan saat Adam dan Hawa diturunkan di bumi, keduanya kemudian berthawaf untuk mengelilingi Ka’bah selama tujuh hari dan melaksanakan sholat dua rakaat. Lalu membaca doa tobat yang artinya:
“Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.
Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.” (As-Suyuthi, Addurrul Mantsur, tanpa tahun: juz 1, h. 59)
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,
Salah satu pesan moral penting yang dapat kita petik dari kisah di atas adalah setiap manusia mempunyai potensi untuk berbuat dosa. Jangankan kita orang biasa, sekelas Adam yang merupakan nabi dan hidup di surga saja masih bisa terjerumus ke dalam kesalahan yang membuatnya harus menanggung hukuman yang sangat berat.
Nah itulah tadi contoh khutbah Jumat tentang hari Asyura. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari