Suara.com - Mantan aktivis 98, Lilik Hs, merasa tidak terima Partai Gerindra bak menyepelekan isu hak asasi manusia (HAM) dengan menyebut HAM HIM HUM HEM HOM. Menurut Lilik, hal itu jelas merupakan sebuah penghinaan.
"Partainya Prabowo itu mengatakan HAM itu HAM HEM HOM, itu jelas penghinaan, penghinaan besar buat kita semua," ujar Lilik dalam jumpa pers di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2023).
Sebab selama ini, beberapa orang kawannya yang pernah aktif di Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan sejumlah organisasi masih belum ditemukan jejaknya.
Nama-nama seperti Widji Thukul, Herman Hendrawan, Bimo Petrus dan Suyat.
Bagi Lilik, Prabowo tetaplah sosok di balik kasus penculikan paksa aktivis era reformasi 1998. Lilik mengatakan Prabowo merupakan musuh bagi para aktivis.
"Saya cuma ingin bilang bahwa suara kamu tidak pernah berubah, kami melawan penjahat HAM, Prabowo tentu saja sebagai orang pertama, karena dia adalah komandan Kopassus," kata Lilik.
"Tentu sebenarnya bukan hanya Prabowo tapi seluruh penjahat HAM yang lain itu adalah bagian dari musuh kami," imbuhnya.
Isu HAM
Sebelumnya, Partai Gerindra tidak ambil pusing dengan kampanye hitam yang mengaitkan isu Hak Asasi Manusia (HAM) dengan bakal calon presiden mereka, Prabowo Subianto. Gerindra menganggap isu tersebut memang kerap digunakan setiap jelang Pemilu.
Baca Juga: Kesetiaan untuk Ganjar Pranowo Menurun, 47,5 Persen Relawan Jokowi Pilih Prabowo Subianto
Menurut Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani isu HAM yang dikaitkan dengan Prabowo merupakan isu lama yang hanya diproduksi ulang setiap lima tahunan.