Populasi Orang Utan di Kalimantan Kian Terancam, Imbas Aktivitas Tambang Makin Meluas

Rabu, 26 Juli 2023 | 17:17 WIB
Populasi Orang Utan di Kalimantan Kian Terancam, Imbas Aktivitas Tambang Makin Meluas
Ilustrasi--Orang Utan di Sumut. (Dok: Kemenparekraf)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Temuan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat atau AEER menyebut orang utang di Pulau Kalimantan kian terancam akibat aktivitas pertambangan yang semakin terus meluas.

Tercatat, hingga kini ada 120.441,7 hektare atau setara 1,8 persen total luas konsesi tambang batu bara tumpang tindih dengan area kaya keanekaragaman hayati (KBA) di Kalimantan.

Selain itu, AEER mencatat lahan seluas 1.624.389 hektare atau setara 24,5 persen dari total area KBA di Kalimantan berada di radius 25 Km dari konsesi tambang batu bara.

Dengan demikian, AEER menyebut luas potensi area KBA terancam berdasarkan area buffer di Kalimantan seluas 1,624,389 Ha atau setara dengan 24,5 persen dari total area KBA yang ada di Kalimantan.

"Akibatnya, penurunan populasi orang utan memiliki risiko tinggi terhadap kepunahan di alam liar karena hampir 80 persen dari populasinya dijumpai di luar kawasan konservasi," kata Pengkampanye Kebijakan Biodiversitas AEER Angga Saputra dalam keterangannya, Rabu (26/7/2023).

"Kehilangan spesies endemik Kalimantan ini kemungkinan akan terus terjadi apabila pembiaran ekspansi lahan seperti industri batu bara masih dilakukan,” lanjutnya.

Angga menyebut luas KBA terancam yang paling tinggi terletak di Kalimantan Timur dengan luas 860.211 Ha atau 53 persen dari total KBA yang terancam.

Kemudian, luas KBA terancam paling rendah berada di Kalimantan Utara seluas 32.084 Ha atau 2 persen dari total KBA terancam.

Sementara itu, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN Sugeng Budiharta mewanti-wanti luasan eksisting pertambangan harus dikontrol. Terlebih, pertambangan yang berkaitan dengan tumpang tindih dengan area kaya keanekaragaman hayati.

Baca Juga: Saham-saham Tambang Batu Bara Membara, Siapa Jawaranya?

“Kita jangan terpaku pada nilai yang kecil atau persentasenya, tapi lebih kepada nilai mutlaknya. Itu yang perlu kita pikirkan karena mungkin saat ini nilainya segitu, tapi untuk ke depan itu kalau tidak ada kontrol, mungkin akan semakin cepat, semakin besar, dan bisa saja (semakin) habis," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI