Profil KH Maimoen Zubair, Jasadnya Utuh Setelah 4 Tahun Dimakamkan di Makkah

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 25 Juli 2023 | 16:56 WIB
Profil KH Maimoen Zubair, Jasadnya Utuh Setelah 4 Tahun Dimakamkan di Makkah
Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair. [NU Online]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jasad Mbah Moen atau yang memiliki nama lengkap KH Maimoen Zubair ramai diperbincangkan karena disebut-sebut masih utuh meskipun sudah dimakamkan hampir 4 tahun di Maqrabah Jannatul Ma’la, Makkah, Arab Saudi. Mbah Moen sendiri diketahui meninggal di tanah suci pada Selasa 6 Agustus 2019 saat tengah menjalankan ibadah haji.

Kabar utuhnya jasad Mbah Moen ini disampaikan pendakwah muda, Rifqil Muslim, melalui sebuah cuitan Twitter @rifqilmoeslim. 

Mulanya, ia menyampaikan pada setiap 4 tahun sekali kuburan akan dibongkar dan jenazah akan dipindahkan.

"Alhamdulillah beberapa hari yang lalu makam KH. Maimoen Zubair dibongkar, jenazah beliau masih utuh & tetap dimakamkan di Ma’la," ujarnya seperti dikutip Suara.com, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga: Sudah 4 Tahun Dimakamkan di Arab Saudi, Jasad KH Maimoen Zubair Disebut Masih Utuh

Dalam postingan selanjutnya, ia mengaku pada 23 Juli 2023 sudah mengkonfirmasi langsung pada petugas Makam yang ikut serta membuka dan melihat langsung kondisi jenazah Mbah Moen, Muhammad Ali.

Lantas, seperti apakah profil KH Maimoen Zubair tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Profil KH Maimoen Zubair

KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen adalah seorang kiai, ulama, sekaligus politikus Indonesia. Selama hidupnya, Mbah Moen aktif merawat Pondok Pesantren Al-Anwar di Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Sebagai seorang politikus, Mbah Moen sempat mengemban jabatan sebagai Ketua Majelis Syuriah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hingga ia wafat pada 6 Agustus 2019 lalu.

Baca Juga: Rezeki Seret? Mbah Moen Ungkap Penyebabnya, Jangan-jangan Kamu Punya Kebiasaan Buruk Ini di Rumah!

Tak hanya itu, Mbah Moen juga pernah mengemban jabatan sebagai anggota DPRD Kabupaten Rembang selama tujuh tahun lamanya.

Setelah ia menyelesaikan tugas di dunia politik, Mbah Moen memilih fokus pada pondok pesantrennya.

Diketahui, Mbah Moen merupakan putra pertama dari pasangan Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Ayahnya adalah murid pilihan dari Syaikh Sa’id Al-Yamani dan Syaikh Hasan Al-Yamani Al-Makky, dua sosok ulama tersohor di Yaman.

Semasa kecil, Mbah Moen dididik langsung oleh ayahnya tentang ilmu agama mulai dari hafalan ilmu shorof, nahwi, fikih, manthiq, balaghah, dan juga ilmu syara yang lain.

Oleh karenanya, saat ia masih muda, Mbah Moen sudah bisa menghafal beberapa kitab, beberapa diantaranya yaitu Al-jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharah Tauhid, dan Sullamul Munauroq.

Dari ayahnya juga, Mbah Moen mempelajari berbagai hal, terlebih tentang ketegasan dan keteguhan sehingga ia pun berhasil tumbuh sebagai sosok yang disiplin dan juga dermawan.

Di tahun 1945, Mbah Moen bersekolah di Pondok Lirboyo Kediri, Jawa Timur.

Tak hanya itu, ia juga pernah berguru kepada KH Mahrus Ali dan KH Marzuqi. Setelah berhasil lulus, Mbah Moen kembali ke kampung halamannya untuk mengamalkan seluruh ilmu yang ia dapatkan.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI