Suara.com - Konser musik bertajuk "Don’t Stop, Take Your Dream Festival" yang berlangsung di halaman parkir gedung De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Sabtu (22/7/2023) berujung ricuh.
Polisi pun menerjunkan 170 personel untuk mengamankannya. Berkaitan dengan itu, berikut ini fakta-fakta konser musik di De Tjolomadoe selengkapnya.
1. Konser Terlambat, Penonton Ngamuk
Salah satu penonton dari Solo yang bernama Agung mengatakan konser tersebut terlambat mulai. Konser seharusnya berlangsung pada 14.00 WIB. Namun hingga waktu yang ditentukan, konser tidak berlangsung. Penonton pun merusak panggung dan tenda acara karenanya.
Baca Juga: Pengakuan Gibran Pakai Baju Kampanye Ganjar Pranowo Berkelir Hitam Putih: Ini Dijahitkan Beliau
2. EO Belum Bayar Vendor
Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Kumontoy menjelaskan, konser itu tidak dimulai tepat waktu karena event organizer (EO) belum membayar vendor. Nilai sewa vendor diperkirakan mencapai Rp120 juta.
"Penyelenggara ternyata masih belum menyelesaikan kewajiban dia ke salah satu vendor, yaitu sound system, dan beberapa vendor lainnya. Nilainya kira-kira Rp120 juta," kata Jerrold.
Vendor pun akhirnya mematikan sound system di panggung. Konser akhirnya tidak dapat berlangsung hingga malam hari.
3. Polisi Amankan 3 Orang EO dan Kembalikan Tiket
Baca Juga: Video Detik-detik Kericuhan Konser Musik di De Tjolomadoe
Polres Karanganyar mengamankan 3 orang EO. Sebanyak dua orang laki-laki dan satu perempuan diminta melunasi vendor dan mengembalikan uang tiket ke para penonton.
Pengakuan dari EO, tiket yang dibeli online akan dikembalikan secara online. Untuk yang beli on the spot nanti akan kami atur proses pengembaliannya," jelas Jerrold.
4. EO Sudah Memperoleh Izin Lingkungan
EO konser telah mengajukan izin ke pihak kepolisian. Kepolisian juga telah menerbitkan izin penyelenggaraan acara tersebut.
"Izin lingkungan, izin dengan dinas terkait, semua sudah ada sehingga saya menandatangani surat izin," jelas Jerrold.
Konser ricuh dinilai karena faktor non-administrasi perizinan. Polisi pun menyelidiki permasalahan EO dan vendor maupun pihak terkait.
5. Superman is Dead Minta Bantuan Gibran
Grup SID meminta bantuan dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka untuk membantu acara itu. Pasalnya, pihak EO mengalami kekurangan dana untuk melunasinya.
"Pak @gibran_tweet ini dibantu eventnya, EO nya kehabisan dana bayar vendor. Penonton sudah tidak nyala," tulis @SID_Official.
Gibran pun menanggapi bahwa acara itu bukan pada ranahnya karena tidak diselenggarakan di Kota Solo, melainkan di Kabupaten Karanganyar.
"Lha ngopo tak tanggepi, ora neng Solo kok (Kenapa harus ditanggapi, kan bukan di Solo), rasah ditanggepi (tidak perlu ditanggapi)," terang Gibran.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma