Jutaan umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia memadati area Monumen Nasional (Monas) dan sekitarnya di Jakarta, Jumat 2 Desember 2016. Kedatangan jutaan orang tersebut untuk menghadiri Aksi Damai 212 atau disebut juga sebagai Aksi Bela Islam Jilid III.
Aksi Damai 212 yang fenomenal tersebut berlangsung damai dan juga tertib sampai akhir acara.
Namun, Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti menilai kegiatan ini murni merupakan kegiatan politik dan tidak ada kaitannya dengan agama.
Panggung Politik Anies-Sandi
Pada tahun 2017, selama dua bulan kepemimpinan Anies-Sandi, kegaduhan demi kegaduhan yang terjadi membuktikan dugaan bahwa Jakarta hanyalah panggung politik untuk Anies-Sandi. Monas juga di setting untuk menjadi panggung politik bagi kelompok yang haus akan kekuasaan. Setelah Demo 212, isu Natal Politik, Aksi Bela Palestina ternyata dituggangi Anies untuk berpidato politik.
Sebagai “cuma Gubernur Jakarta”, Anies memposisikan dirinya sebagai RI 1 yang memberikan orasi pada konstituen.
Acara Kegembiraan Politik Sukarelawan Jokowi
Monas pernah menjadi saksi kegembiraan politik sukarelawan Jokowi pada Minggu (22/6/2014) lalu. Sukarelawan Jokowi tumpah ruah memadati Monas karena dilandasi semangat kegembiraan politik. Namun saat acara ini digelar aturan soal Monas ini belum berlaku.
Jokowi menghadiri acara Flash Mob Dance yang diselenggarakan oleh pendukungnya. Sejumlah pengamat menyebut kesukarelawanan (voluntarisme) tersebut dianggap menjadi harapan baru demokrasi Indonesia di tengah adanya pesimisme terhadap parpol dan politik transaksional.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa