Acara Politik Jokowi hingga Anas Urbaningrum Pernah Digelar di Monas, Ternyata Aturannya Tak Boleh?

Farah Nabilla Suara.Com
Minggu, 23 Juli 2023 | 06:00 WIB
Acara Politik Jokowi hingga Anas Urbaningrum Pernah Digelar di Monas, Ternyata Aturannya Tak Boleh?
Ketua Umum terpilih Partai Kebangkitan Nusantara, Anas Urbaningrum (tengah) melepas burung merpati secara sombolik usai memberikan pidato politik di Kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (15/7/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jutaan umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia memadati area Monumen Nasional (Monas) dan sekitarnya di Jakarta, Jumat 2 Desember 2016. Kedatangan jutaan orang tersebut untuk menghadiri Aksi Damai 212 atau disebut juga sebagai Aksi Bela Islam Jilid III.

Aksi Damai 212 yang fenomenal tersebut berlangsung damai dan juga tertib sampai akhir acara.

Namun, Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti menilai kegiatan ini murni merupakan kegiatan politik dan tidak ada kaitannya dengan agama.

Panggung Politik Anies-Sandi

Pada tahun 2017, selama dua bulan kepemimpinan Anies-Sandi, kegaduhan demi kegaduhan yang terjadi membuktikan dugaan bahwa Jakarta hanyalah panggung politik untuk Anies-Sandi. Monas juga di setting untuk menjadi panggung politik bagi kelompok yang haus akan kekuasaan. Setelah Demo 212, isu Natal Politik, Aksi Bela Palestina ternyata dituggangi Anies untuk berpidato politik.

Sebagai “cuma Gubernur Jakarta”, Anies memposisikan dirinya sebagai RI 1 yang memberikan orasi pada konstituen.

Acara Kegembiraan Politik Sukarelawan Jokowi

Monas pernah menjadi saksi kegembiraan politik sukarelawan Jokowi pada Minggu (22/6/2014) lalu. Sukarelawan Jokowi tumpah ruah memadati Monas karena dilandasi semangat kegembiraan politik. Namun saat acara ini digelar aturan soal Monas ini belum berlaku.

Jokowi menghadiri acara Flash Mob Dance yang diselenggarakan oleh pendukungnya. Sejumlah pengamat menyebut kesukarelawanan (voluntarisme) tersebut dianggap menjadi harapan baru demokrasi Indonesia di tengah adanya pesimisme terhadap parpol dan politik transaksional.

Baca Juga: Bertemu Panda Nababan Usai Polemik 'Anak Ingusan', Gibran Ngaku Banyak Dapat Masukan Hingga Diberi Oleh-oleh Buku

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI