Suara.com - Pada hari ke-10 bulan Muharram, umat Islam akan merayakan Hari Asyura yang ditandai dengan puasa sunnah. Salah satu tradisi lain yang dilakukan di hari ini adalah membuat bubur Asyura. Sudah tahu resep bubur Asyura?
Bubur Asyura adalah bubur yang dibuat dengan berbagai macam bahan dan ramuan khusus untuk berbuka puasa pada hari itu. Memangnya, seperti apa sejarah bubur Asyura dan bagaimana resepnya?
Sejarah Bubur Asyura
Bubur Asyura biasanya akan dimasak bersama, kemudian akan dibagi-bagi ke masjid maupun warga sekitar. Bahan untuk memasaknya juga akan dikumpulkan dari masing-masing orang sebelum akhirnya dimasak secara bersama.
Baca Juga: Kapan Puasa Asyura 10 Muharram 2023 Dilaksanakan? Ini Bacaan Niat dan Jadwal Terbaru
Tradisi memasak bubur Asyura ini sudah membudaya karena mengandung makna filosofi yang kuat bagi umat muslim.
Di hari ke-10 Muharram, umat Islam memang dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah, yakni puasa Asyura. Namun, Hari Asyura ternyata juga diperingati dengan cara lain, yang paling terkenal adalah dengan membuat bubur Asyura.
Bubur Asyura ini ternyata tidak hanya menjadi tradisi semata dalam menyambut Tahun Baru Islam, namun juga sarat akan makna. Tradisi memasak bubur Asyura adalah salah satu bentuk pengungkapan rasa syukur manusia atas keselamatan yang selama ini diberikan oleh Allah SWT.
Menurut sejarah atau asal usulnya, bubur Asyura sudah ada sejak masa Nabi Nuh AS saat bersama kaumnya yang beriman selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu.
Dilansir dari berbagai sumber, dihikayatkan, bahwa tatkala perahu Nabi Nuh AS sudah berlabuh pada hari Asyura, beliau berkata kepada kaumnya: “kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian!”. Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal, dan adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”.
Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram untuk Sholat Jumat
Setelah itu, Nabi Nuh AS berkata: “pasaklah semua itu oleh kalian, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat”.
Nah, dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian dan kejadian di atas adalah praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan.
Peristiwa itu kemudian dijadikan inspirasi sebagai kebiasan setiap hari Asyura. Dan sejak itu, tradisi memasak bubur Asyura dilakukan oleh kaum Muslim di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Resep Bubur Asyura
Bahan-bahan yang disiapkan adalah sebagai berikut:
- 400 cc santan cair
- 200 cc santan kental
- 100 gr beras, cuci bersih
- 2 lembar daun salam
- 1 sendok teh garam
Bahan pelengkap:
- Abon daging sapi
- Bawang goreng
- Biji delima atau jeruk bali
- Cabai yang dipotong halus dan digoreng
- Telur dadar potong tipis
- Daun kemangi
- Kacang kedelai koreng
- Opor ayam
- Serundeng
- Sambal goreng kering tempe
Tentu bahan pelengkap ini sifatnya opsional, dan bisa ditambahkan sesuai selera.
- Rebus santan cair, masukkan beras, garam, dan daun salam, masak hingga beras lunak
- Masukkan santan kental dan masak terus sampai menjadi bubur
- Sajikan bubur selagi hangat dengan bahan pelengkap yang sudah disiapkan
Itulah resep bubur Asyura yang dihidangkan pada tanggal 10 Muharram lengkap dengan sejarah dan maknanya bagi umat Islam.