Suara.com - Bakal calon presiden (bacapres) PDIP Ganjar Pranowo tegas menagtakan dirinya tidak masalah baliho pencapreswannya yang dipasang secara tidak benar dicopot aparat. Termasuk dengan kasus baliho yang dipasang di lahan Makodim Muara Teweh, Kalimantan Tengah dicopot tentara.
"Saya kemarin ditanya, 'Pak Ganjar bagaimana dengan baliho dicopot tentara?', tidak boleh marah, tidak boleh tersinggung. Kalau itu tidak benar, awur-awuran, silakan dicopot," kata Ganjar di acara relawannya di Wisma Serbaguna, Jakarta Pusat, Rabu (19/7/2023).
Ganjar kemudian menekankan para relawannya supaya tidak gampang tersulut emosi. Terlebih, baliho itu dipasang di lahan yang sudah diberi tanda larangan.
Gubernur Jateng ini kemudian bercerita balihonya pernah menutupi wajah anggota DPR RI dari Gerindra di Cilacap, Jawa Tengah.
Ia kemudian memmerintahkan pada orang suruhannya agar balihonya itu dibuang karena relawan yang memasang penempatannya tidak benar.
"Di Cilacap ada baliho anggota DPR RI dari Gerindra balihonya ditutup oleh baliho (muka) saya. Saya minta copot baliho saya, buang jauh-jauh," jelas Ganjar.
Sebelumnya, aparat TNI memaksa menurunkan baliho bergambar wajah Ganjar Pranowo di lahan kawasan Makodim 1013/Muara Teweh, Kalimantan Tengah (Kalteng), pada Sabtu (15/7/2023).
Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono mengatakan alasan pencopotan untuk menjaga netralitas TNI menjelang tahun pemilu 2024.
Baca Juga: TNI Saja Dilawan, Militansi Loyalis Ganjar Disoroti Pendukung Anies Baswedan: Kok Bisa Ya...
"Pencopotan banner foto balon capres Ganjar Pranowo di lahan Makodim 1013/Mtw pada Sabtu 15 Juli 2023 adalah demi menjaga netralitas TNI dalam Pemilu tahun 2024," kata Julis kepada wartawan Senin (17/7/2023).