Teka-Teki Motif Mutilasi Sleman Gegara 'Aktivitas Tak Wajar', Maksudnya Apa?

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 19 Juli 2023 | 15:32 WIB
Teka-Teki Motif Mutilasi Sleman Gegara 'Aktivitas Tak Wajar', Maksudnya Apa?
Dua terduga pelaku mutilasi yang diamankan di Mapolda DIY, Minggu (16/7/2023). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi kini merilis fakta terbaru terkait kasus motif mutilasi Sleman yang menelan korban Redho Tri Agustian (21), seorang mahasiswa rantau dari Bangka Belitung.

Alih-alih memberikan kejelasan bagi publik, motif yang dibeberkan oleh polisi justru menimbulkan teka-teki besar.

Pasalnya, polisi hanya memberikan detil bahwa motif pembunuhan Redho dilatarbelakangi oleh aktivitas tak wajar.

Aktivitas tak wajar tersebut dilakukan oleh korban dan juga pelaku.

Baca Juga: Pelaku Mutilasi Sleman Rebus Tubuh Korban, Bisa Hapus Sidik Jari?

Lantas apa maksud dari 'aktivitas tak wajar' itu?

Penjelasan motif mutilasi Sleman versi polisi: Janjian ketemu dan lakukan aktivitas tak wajar

Polisi lebih dulu menjelaskan bahwa korban mengenal pelaku melalui grup Facebook atau FB.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi dalam konferensi pers di kantornya yang dilaksanakan pada Selasa (18/7/2023) membeberkan Redho berkenalan dengan pelaku berinisial W atau Waliyin via grup FB.

Keduanya juga telah berkomunikasi selama 3 hingga 4 bulan sebelum akhirnya bertemu.

Baca Juga: Sebaran Lokasi Potongan Tubuh Korban Mutilasi di Sleman: Dihanyutkan, Dipendam hingga Direbus

Redho akhirnya janjian untuk bertemu dengan Waliyin yang kala itu berada di luar kota.

Sontak Waliyin datang ke Yogyakarta bersama pelaku lain yakni RD.

Waliyin datang pada Selasa (11/7/2023). Korban dan pelaku lalu bertemu di tempat kejadian perkara (TKP), yaitu di kamar kos milik Waliyin yang berlokasi di kelurahan Triharjo, Sleman.

Endriardi membeberkan keduanya kemudian melakukan aktivitas yang tak wajar.

Sayangnya, baik Kompol Endriardi dan pihaknya belum ada yang siap mendetilkan apa yang dimaksud dengan aktivitas tak wajar tersebut.

Pertemuan tersebut disebut berbuah petaka. Endriardi selanjutnya memaparkan bahwa sempat terjadi tindakan kekerasan yang berlebih terhadap Redho.

Waliyin akhirnya panik gegara kekerasan tersebut berbuah tewasnya Redho. Waliyin dibantu oleh RD demi menyembunyikan jasas Redho.

Bersama RD, Waliyin memutilasi tubuh Redho hingga menjadi beberapa potong. Kemudian potongan tubuh Redho direbus untuk menghilangkan sidik jari.

Grup FB jadi awal aktivitas tak wajar

Adapun yang kini disebutkan secara pasti bahwa aktivitas tak wajae itu bermula dari grup FB yang menjadi tempat Redho dan Waliyin berkenalan.

Saat ini, polisi masih belum mau membeberkan nama komunitas atau Facebook Group apa yang diikuti oleh pelaku dan korban. Polisi beralasan masih membutuhkan beberapa waktu untuk menganalisis dan menyelidiki pembicaraan grup tersebut.

Kronologi mutilasi Sleman: Korban dilaporkan hilang hingga dikonfirmasi tewas

Endriardi dalam konferensi pers yang sama juga mendetilkan kronologi kematian Redho.

Redho sempat dilaporkan sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang hilang.

Polisi dalam waktu yang sama juga menerima laporan bahwa ada potongan tubuh ditemukan di Jembatan Turi.

Tes DNA akhirnya dilakukan dan positif bahwa jasas tersebut adalah milik Redho Tri Agustian.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI