Suara.com - Ritual kirab malam 1 Suro Pura Mangkunegaran pada Selasa (18/7/2023) pukul 19.00 WIB menjadi ajang tampil sejumlah tokoh. Mulai dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka hadir di sana.
Kirab diberangkatkan langsung oleh Mangkunegara X dan cucuk lampah atau dipimpin oleh GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara. Adapun ritual ini diawali dengan membawa pusaka dalem dan dilanjut mengelilingi tembok Pura Mangkunegaran.
Selanjutnya, disusul rombongan lain dari Pintu Gerbang Utama Pura Mangkunegaran menuju ke Jalan Kartini, Jalan RM Said, Jalan Teuku Umar. Lalu, mereka kembali ke Pura Mangkunegaran.
Ganjar Tak Ikut sampai Selesai
Baca Juga: Rayakan Tahun Baru Hijriah, Ganjar Pilih Kumpul Bareng Ratusan Relawan Pendukungnya di Jakarta
Ganjar tak mengikuti kirab sampai selesai. Sebab, ia terlihat keluar dari rombongan peserta kirab usai tiba di Kawasan Pintu Barat, Pura Mangkunegaran. Dikatakan olehnya, hal tersebut bukan hal aneh.
Pasalnya, para peserta kirab memang tidak harus mengikuti acara tersebut sampai selesai. Lalu, menurutnya, ritual ini bisa dijadikan ajang refleksi diri karena menunjukkan perpaduan antara kebudayaan dan keagamaan.
Gibran Berlari karena Telat
Sementara untuk Gibran, ia yang telat tampak berlari ketika rombongan sedang berada di Depan Pintu Gerbang Utama. Namun, ia mengikuti acara kirab sampai selesai. Di mana setelahnya, ia juga melakukan kegiatan lain yang masih berkaitan dengan ritual tersebut.
Putri Puan Ikut Hadir
Baca Juga: Ganjar Pranowo Capres RI Janji Bereskan Jembatan dan Rel Pasca Kecelakaan Kereta Api Madukoro
Tak hanya Ganjar dan Gibran, hadir pula dalam tradisi itu putri Ketua DPR RI Puan Maharani, Pinka Hapsari dan anggota DPR RI Aria Bima. Mereka datang bersama rombongan kirab diikuti oleh keluarga, abdi dalem, tamu undangan, hingga warga.
Gibran Bagikan Udik-udik
Usai acara kirab, Gibran membagikan udik-udik bersama Bhre Cakrahutomo Wira Sujiwo dan GPH Paundrakarna Surya Jiwonegoro. Hal ini berupa bungkusan plastik berisi dua lembar uang Rp5 ribu, satu keping uang logam, serta bunga mawar melati.
Pengageng Wedana Satrio Pura Mangkunegaran KRMT Lilik Priarso mengakui udik-udik itu memang tidak seberapa nilainya. Pemberiannya hanya sebagai simbol perhatian Mangkunegaran kepada masyarakat. Uangnya bisa dipakai atau disimpan.
Ritual Berlangsung Khidmat
Adapun ritual kirab pusaka tersebut berlangsung khidmat. Saat itu, ada tiga empat pusaka Mangkunegaran yang dikirab. Selama perjalanan, semua peserta juga melakoni tapa bisu atau tak diperkenankan mengucapkan sepatah kata apapun.
Lalu, tamu undangan yang tidak mengikuti kirab harus berdiam diri di Pendapa untuk mendoakan kelestarian Mangkunegaran dan Indonesia. Sementara di Masjid Agung Mangkunegaran, Al-Wustho dilaksanakan semakan Al-Quran.
Setelah kirab, banyak masyarakat yang menunggu di sekitar Pura langsung menyerbu air jamasan pusaka. Air ini diyakini bisa membawa berkah apabila dikonsumsi atau dipakai untuk membasuh. Lilik memastikan air itu belum digunakan.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti