Suara.com - Redho Tri Agustian kini dikonfirmasi sebagai korban mutilasi Sleman yang jasadnya ditemukan secara acak di Jembatan Kelor, Bangunkerto, Turi, Kabupaten Sleman, Kamis (13/7/2023).
Polisi kini mengungkap bahwa hasil analisis DNA menunjukkan 99 persen kecocokan dan memastikan bahwa jasad yang dibuang di bawah jembatan Turi tersebut benar merupakan Redho.
"Langkah yang kami lakukan melibatkan pemeriksaan inafis. Kami membandingkan persamaan sidik jari (korban) yang ditemukan di TKP dengan temuan orang hilang. (Hasilnya) nilai identik 99 persen," kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi di Mapolda DIY pada Selasa (18/7/2023).
Redho ternyata menyisakan banyak kisah yang membanggakan bagi pihak keluarga sebelum ia meninggal secara tragis. Redho merupakan seorang mahasiswa yang berprestasi dan mengantongi berbagai pengalaman organisasi.
Profil Redho Tri Agustian: Berprestasi dan aktif organisasi
Redho merupakan mahasiswa rantau asal Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Redho berusia 20 tahun dan mengenyam pendidikan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Sebelum dikonfirmasi sebagai korban mutilasi Sleman, Redho dilaporkan hilang sejak Selasa (11/7/2023) di Polsek Kasihan, Bantul.
Paman Redho, Majid kepada wartawan, Selasa (18/7/2023) mengungkap bahwa Redho mengantongi segudang prestasi.
Redho aktif di Pramuka kala sekolah dan bahkan telah dikenal secara pribadi oleh Wali Kota Pangkal Pinang dan Gubernur Bangka Belitung, sebagaimana yang dibeberkan oleh Majid.
Baca Juga: Fakta Terkini Korban Mutilasi di Sleman, Tewas Usai Lakukan Aktivitas Tak Normal dengan Pelaku
Sang paman bercerita bahwa Redho tak pernah membuat berita onar kala belajar di Jogja.