Suara.com - Nasib kurang baik dialami beberapa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Ponorogo, Jawa Timur. Pasalnya, sekolah-sekolah tersebut tidak mendapat siswa baru pada tahun ajaran kali ini. Tak ayal, hal itu membuat pihak sekolah merasa sedih.
Nama-nama sekolah yang tak mendapat siswa baru itu pun menuai rasa penasaran. Belum lagi, soal penyebabnya, di mana pihak sekolah diketahui sudah melakukan berbagai upaya. Selengkapnya dapat dilihat melalui fakta-fakta berikut ini.
1. Daftar SD yang Tak Ada Siswa Baru
Ada lima SDN di Ponorogo yang tidak memiliki siswa baru pada hari pertama masuk sekolah. Kelimanya itu terdiri dari SDN 2 Munggu, SDN Jalen, SDN 3 Babadan, SDN 1 Duri Slahung, dan SDN 2 Tegalombo. Hal ini membuat guru-guru di sana tampak pasrah.
Baca Juga: Ada Temuan 23 Kasus, Heru Budi Sebut PPDB DKI Masih Kurang 20 Persen dari Keseluruhan Proses
Untuk ajaran baru ini, SDN Jalen dipastikan tidak mendapat siswa. Adapun rinciannya, kelas 1 kosong, kelas 2 ada 1 siswa, kelas 3 ada 3 siswa, kelas 4 ada 5 siswa, kelas 5 ada 5 siswa, kelas 6 ada 10 siswa. Jadi, total siswa di sana sebanyak 24 orang.
2. Penyebab Tak Dapat Murid
Kepala Sekolah SDN Jalen Dedy Adi Nugroho mengatakan, sejak lima tahun terakhir jumlah siswa masuk semakin menurun. Ia menduga hal ini disebabkan oleh rata-rata para orang tua yang lebih memilih mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di MI.
Dedy menambahkan bahwa sekolahnya itu sempat menerima 2 orang pendaftar. Namun, keduanya mundur karena takut orang tuanya takut sang anak tidak ada teman di sekolah. Ia juga mengatakan pada tahun lalu, hanya mendapat 1 siswa.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Ponorogo Nurhadi Hanuri menduga tidak adanya siswa baru itu karena program Keluarga Berencana atau KB yang sukses. Adapun alasan ini tak sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Ponorogo.
Menurut catatan BPS, selama 5 tahun terakhir, tidak ada penurunan jumlah penduduk di daerah Ponorogo. Meski begitu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko juga sempat memiliki dugaan serupa. Ia menduga tidak adanya siswa baru karena KB yang sukses.
3. Upaya Sekolah Tarik Minat Siswa
Kepala Sekolah SDN Jalen Dedy Adi Nugroho menyebut bahwa para guru telah melakukan berbagai upaya sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Mulai dari memasang banner PPDB di depan sekolah hingga mendatangi para calon wali murid.
Kedatangan para guru itu mencakup pemberian seragam gratis serta tabungan sebesar Rp100 ribu untuk membeli buku pendamping. Mereka juga mengupayakan uang transportasi senilai Rp150 ribu per bulan yang diambil dari sumbangan para guru.
Namun, hingga akhir PPDB, tetap saja tidak ada orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sana. Dedy lantas berharap sekolahnya itu tidak ditutup karena masih ada guru-guru bersertifikasi yang siap memberi ajaran terhadap anak-anak bangsa.
4. Kepala Sekolah Diminta Berinovasi
Selain menyebut suksesnya program KB, Nurhadi juga mengimbau setiap kepala sekolah untuk berinovasi terkait program. Hal ini menurutnya dapat menarik minat masyarakat, khususnya para calon wali murid untuk menyekolahkan anaknya ke SD Negeri.
Nurhadi menuntut kepala sekolah harus bisa menyusun program-program unggulan. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat dapat kembali meningkat. Ia kemudian berharap di tahun ajaran berikutnya, kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti