Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat pengurangan 17.100 jiwa jumlah warga miskin di Jakarta pada Maret 2023. Data ini didapatkan sejak enam bulan lalu, atau pada September 2022 lalu.
Plt Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi mengatakan angka kemiskinan di Jakarta saat ini menyentuh angka 4,4 persen. Angka ini mengalami penurunan selama enam bulan terakhir sebanyak 0,17 persen.
Lalu, angka kemiskinan juga turun 0,09 persen dibanding awal Pandemi Covid-19 yakni Maret 2020.
"Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 477,83 ribu orang atau berkurang sebesar 17.100 orang dibandingkan September 2022. Dan jika dibandingkan Maret 2020 yang merupakan awal Pandemi Covid-19, jumlah penduduk miskin sudah berkurang sejumlah 3.030 orang," ujar Dwi dalam keterangannya, Selasa (18/7/2023).
Baca Juga: 25,90 Juta Orang Indonesia Masih Hidup Miskin
Menurutnya, terdapat beberapa indikator makro ekonomi yang menjadi faktor menurunnya angka kemiskinan. Ekonomi Jakarta tumbuh sebesar 3,43 persen dan pengangguran berkurang 13 ribu orang.
"Data Susenas Maret 2023 mencatat, sebanyak 80,15 persen masyarakat miskin telah mendapatkan akses pada perlindungan dan jaminan sosial. Hal ini sangat meringankan beban pengeluaran konsumsi khususnya pada kelompok masyarakat miskin," ucap dia.
Lebih lanjut, Dwi menuturkan garis kemiskinan di Jakarta Rp 792.515 per orang dan rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 4-5 orang (rata-rata 4,89).
Sehingga, jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan di setiap rumah tangga miskin adalah sebesar Rp 3.875.398 per bulan. Sementara, tingkat pendidikan sebagian besar penduduk miskin tidak terlalu tinggi.
"Kondisi ini menyebabkan kepala rumah tangga miskin cenderung bekerja serabutan di sektor-sektor informal seperti perdagangan, jasa perorangan dan perikanan khususnya di Kepulauan Seribu," pungkas Dwi.
Baca Juga: Rekor Tanpa Henti, Neraca Perdagangan RI Sudah Untung 38 Bulan Beruntun