Oki kemudian dinyatakan meninggal dunia pada 2 Juli 2023, atau dua minggu setelah ia alami penganiayaan.
Kejanggalan-kejanggalan dalam kasus ini
Direktur LBH Yogya, Julian Dwi Prasetya menyoroti hasil autopsi Oki Kristodiawan yang saat ini masih belum diungkap oleh kepolisian. LBH Yogya sendiri merupakan pendamping hukum dari keluarga korban.
“Kami tunggu hasil autopsi karena hal itu menentukan proses siapa yang bertanggungjawab terhadap kematian korban,” tegas LBH.
Julian Dwi Prasetya berharap polisi segera menjelaskan dampak dari penganiayaan yang dilakukan 10 tahanan dalam penjara. Ia juga menduga ada hal yang janggal dalam kasus tersebut.
Menurutnya, korban tidak hanya dianiaya oleh tahanan yang lain, melainkan oleh oknum polisi. Penganiayaan yang dilakukan oleh oknum polisi, kata Julian, juga diduga terjadi saat proses penangkapan hingga penyelidikan.
Kejanggalan lain adalah Kasatreskrim Polresta Banyumas berinisial AS masuk dalam timsus yang dibentuk oleh Polda Jateng untuk mengusut kasus tersebut.
Padahal, oknum polisi berinisial AS adalah sosok yang memberikan perintah untuk melakukan penangkapan Oki Kristodiawan karena terlibat kasus pencurian motor.
Tak hanya itu, AS juga menetapkan 10 tahanan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan itu. Menurut LBH, masuknya AS sebagai timsus berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Cak Nun Suap Polisi Agar Tidak Dipenjara Terkait Kasus Penghinaan Kepala Negara?
10 Tahanan jadi tersangka