Suara.com - Viral puluhan siswa SMAN 1 Karangnongko, Klaten, terpaksa harus belajar di tenda darurat sejak Senin (17/7/2023) lalu. Hal tersebut dikarenakan siswa baru di kampus 2 Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, tak tertampung gedung sekolah.
Kepala SMAN 1 Karangnongko, Sriyono menjelaskan, ada dua kelas yang menggunakan tenda darurat di lokasi SDN 2 Tlogowatu. Pihaknya mengaku hal ini terpaksa dilakukan karena masih belum mempunyai ruangan.
Diketahui, proses belajar mengajar di tenda darurat tersebut dilakukan pada tahun ajaran baru 2023-2024. Hal tersebut dilakukan karena jarak dan Kecamatan Kemalang tidak mempunyai SMA maupun SMK.
Diakui oleh Sriyono, pihaknya sudah mengajukan pinjaman di desa, tetapi masih belum bisa. Alhasil, mereka terpaksa mendirikan tenda darurat.
Baca Juga: Contoh Proposal Pengajuan Dana 17 Agustus 2023 di Sekolah Lengkap dengan RAB
Total seluruh siswa SMAN 1 Karangnongko mencapai 1.188. Sementara yang belajar di dalam tenda berjumlah 80 siswa. Terdapat dua tenda yang didirikan, di mana tenda itu merupakan pinjaman dari BPBD Klaten dan Kodim 0723/Klaten.
Disebutkan juga bahwa kegiatan belajar mengajar di tenda darurat tersebut hanyalah sementara, dan pihak sekolah masih menunggu keputusan dari paguyuban kepala desa untuk menyediakan ruangan kelas.
Pihak wali murid SMAN 1 Karangnongko mengaku sangat terdampak dengan adanya PPDB sistem zonasi. Mereka pun mengaku sangat terbantu dengan adanya kampus 2 SMAN 1 Karangnongko yang berada di Desa Tlogowatu.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Jawa Tengah, Sadimin mengatakan, tenda yang didirikan di depan SDN 3 dan SDN 1 Tlogowatu ini hanya sementara. Ini setelah ada kesepakatan antara pihaknya dengan pemerintah desa bahwa selanjutnya siswa akan belajar di aula desa.
Sadimin menjelaskan bahwa kelas jauh SMAN 1 Karangnongko sudah tiga tahun beroperasi dengan tujuan untuk pemerataan pendidikan.
Baca Juga: Heboh PPDB Bermasalah Gara-gara Zonasi, Menteri Pendidikan Nadiem Makariem Dirujak Netizen
Ia berharap, kelas jauh SMAN 1 Karangnongko bisa menjadi embrio berdirinya SMAN 1 di Kecamatan Kemalang. Selain itu, Pemkab Klaten juga diharapkan bisa menyediakan tanah untuk membangun sekolah yang layak.
Adanya dampak siswa yang tidak tercover sistem zonasi sekolah di SMAN 1 Karangnongko Klaten tersebut menuai berbagai komentar dari warganet.
“Kalau sekolah negeri sudah penuh sekolah atau madrasah swasta masih banyak yang muridnya sedikit. Kenapa tidak diarahkan ke sekolah atau madrasah yang muridnya sedikit? Itung-itung saling membantu antar lembaga pendidikan,” tutur warganet.
“Karena Kec. Kemalang sendiri gak ada SMA, makanya mereka daftar ke sekolah karangnongko sangat dibutuhkan sekali di SMA di Kec. Kemalang. Untuk mengcover maka SMA Karangnongko buka 'cabang' di daerah deket girpasang dengan tempat seadanya,” timpal warganet lain.
“Klaten menurutku kok kurang peka soal fasilitas sekolahan, fasilitas sekolah favorit dan non favorit timpang banget, anak saya tadinya masuk SMP negeri di Klaten terus saya pindah ke SMPN Sleman kebetulan keduanya dalam zona,” ujar warganet.
“Mbok dicolek ke Pak Ganjar min, kan Klaten masih di Jawa Tengah, siapa tahu cepat ditangani seperti kasus pungli kemarin,” tambah warganet.
“Ini yang katanya mau pemerataan sekolah padahal banyak daerah yang bahkan sekolah pun gak tersedia,” tukas warganet.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa