Suara.com - Setiap kali akan tiba tahun baru Islam, pembahasan apakah malam 1 suro tak boleh keluar rumah kerap terdengar. Hal itu identik dengan masyarakat Jawa yang memiliki tradisi dan mitos tersendiri mengenai malam tahun baru Islam yang mereka namakan juga sebagai malam 1 Suro.
Penjelasan yang cukup masuk akal untuk menjawab apakah malam 1 suro tak boleh keluar rumah adalah karena sebenarnya kita tidak diperbolehkan berkeliaran dengan bebas dan melakukan tindakan buruk. Umum terjadi, untuk menyambut malam tahun baru, anak-anak, remaja, melakukan sesuatu sampai keluar batas hingga akhirnya menimbulkan kekacauan. Oleh karenanya, pada malam 1 suro, semua orang dilarang keluar rumah dengan tujuan untuk menghindarkan mereka dari melakukan perbuatan yang merugikan banyak orang tanpa disadari.
Namun, ada penjelasan unik yang menjadi alasan kenapa pada malam 1 suro tak boleh keluar rumah. Dari sisi mistis dan kekuatan supranatural, kita tidak diperbolehkan keluar rumah pada malam 1 suro adalah karena pada malam tersebut, roh-roh halus atau makhluk gaib berkeliaran dengan bebas. Ketika mereka berkeliaran dengan bebas, mereka bisa saja mempengaruhi manusia untuk berbuat buruk. Oleh karenanya, orang-orang dilarang keluar rumah agar tidak berjumpa dengan makhluk-makhluk halus yang dapat membawa nasib sial untuk kehidupan mereka.
Masyarakat Jawa khususnya menganggap malam 1 suro adalah malam yang sakral. Sebab momentum malam 1 suro dipercaya masyarakat jawa sebagai momentum penggabungan kalender Islam dengan kalender Jawa Hindu di masa lalu. Oleh karenanya, masyarakat akan melaksanakan laku spiritual pada malam pergantian tahun ini.
Baca Juga: Apakah Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H Libur, Cek Rabu 19 Juli 2023 Tanggal Merah Bukan?
Masyarakat Jawa meyakini jika keluar pada malam 1 Suro, bisa bertemu dengan pasukan Nyai Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan yang sedang dalam perjalanan ke Keraton dan Gunung Merapi.
Keraton Yogyakarta juga memiliki tradisi khusus pada malam 1 Suro, yakni tradisi yang dikenal dengan kirab 1 Suro. Tradisi ini berasal dari pernjajian antara Panembahan Senopati (Raja Mataram) dengan Nyai Roro Kidul yang bersedia membantu kerajaan Mataram dari serangan musuh. Peserta yang dapat ikut tradisi kirab di masa lalu adalah para prajurit Mataram, sekarang tradisi ini dapat diikuti oleh masyarakat setempat. Syarat mengikuti tradisi ini adalah tidak diperbolehkan bicara selama berjalan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta.
Tradisi itu masih bertahan sampai sekarang. Dibandingkan jika keluar tanpa tujuan, mengikuti tradisi ini akan jauh lebih baik, sebab dalam tradisi laku satu suro ini, orang-orang akan diam dan dalam diam tersebut akan terjadi laku introspeksi diri dari awal perjalanan sampai akhir perjalanan.
Demikian itu jawaban apakah malam 1 suro tak boleh keluar rumah, ini tergantung dari kepercayaan masing-masing orang. Satu hal yang penting adalah jika mau keluar rumah, lebih baik keluar rumah dengan tujuan yang jelas daripada tidak. Apabila tidak memiliki tujuan, maka lebih baik tetap tinggal di rumah.
Kontributor : Mutaya Saroh
Baca Juga: Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam, Baca di Waktu Ini