Sudah Beda Jalan, Jokowi-Surya Paloh Mulai Tunjukkan 'Perang' Terbuka?

Selasa, 18 Juli 2023 | 08:33 WIB
Sudah Beda Jalan, Jokowi-Surya Paloh Mulai Tunjukkan 'Perang' Terbuka?
Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Foto ist/ setkab.go.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Resarch and Consulting Pangi Syarwi Chaniago melihat sudah ada perang terbuka antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pangi menyebut, perang terbuka itu misalnya, terlihat dari gaya bahasa Surya Paloh dalam pidatonya di acara Apel Siaga Perubahan yang menyinggung revolusi mental Jokowi ketika Pilpres 2014 pada Minggu (16/7/2023). Pangi berpandangan sorotan Paloh terkait hal tersebut merupakan pertanda perang terbuka antara keduanya tengah dimulai.

"Jadi saya memahami bahwa betul bahwa kemarin menunjukan sindiran revolusi mental yang sayang beribu sayang belum terwujud itu belum jadi kenyataan, itu adalah tujuan memang betul-betul Pak Surya Paloh sudah angkat senjata, sudah perang sekalian gitu dengan Pak Jokowi gitu," tutur Pangi dihubungi Senin (17/7/2023).

Menurut Pangi tidak bisa dipungkiri bahwa antara Paloh dan Jokowi memang sudah tidak sejalan. Terlebih setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal caon presiden pilihan mereka.

Baca Juga: Resmi Lantik Ketum Projo Budi Arie Setiadi Jadi Menkominfo, Langkah Politik Jokowi Dinilai Memang Kelas Tinggi

"Jadi sebetulnya memang sudah tidak beririsan, sudah tidak berjalan tidak seiring lagi, memang sudah berbeda jalan dari awal pasca setelah Anies diputuskan oleh NasDem sebagai calon presiden," kata Pangi.

Tetapi tidak menunggu waktu lama, pertanda perang terbuka Paloh lewat pidatonya itu ternyata langsung mendapat jawaban dari Jokowi. Tidak sampai satu hari, pada keesokan harinya Jokowi melakukan reshuffle. Adapun hal utama yang menjadi sorotan adalah Jokowi menunjuk Ketua Umum relawan Projo Budi Arie sebagai Menteri Kominfo pengganti Johnny G. Plate.

Padahal menurut Pangi, dilihat dari kebiasaannya, penggantian menteri sekalipun karena tersangkut kasus hukum dan menjadi tersangka, penggantinya tetap diambil dari kalangan yang sama. Bila memang menteri sebelumnya berasal dari kalangan partai, penggantinya kader lain di partai yang sama.

Tetapi hal ini tidak dilakukan Jokowi dalam mencari pengganti Plate yang merupakan kader sekaligus Sekretaris Jenderal NasDem.

"Selama ini faktanya adalah kalau reshuffle ada yang tersangka kasus korupsi menteri tersebut maka yang akan menjadi pengganti menteri tersebut dari kader partai tersebut berasal, dari kader partai koalisi berasal. Misalnya seperti Golkar, PDIP, kemudian Gerindra. Kemarin itu dari kader kembali tidak dari partai lain atau relawan," tutur Pangi.

Baca Juga: Obrolan Empat Mata Jokowi-Surya Paloh Di Istana, Bahas Apa Saja?

Langkah politik Jokowi seperti itu yang dinilai Pangi makin memperjelas perang terbuka antara Jokowi dengan Paloh.

"Ini perang terbukanya Pak Jokowi nggak tanggung-tanggung juga, mengangkat relawan Projo, yaitu Budi Arie. Itu betul-betul secara gimmick politik bahwa Pak Jokowi itu memang bermain pada simbol-simbol Jawa, jadi perang dilawan oleh perang," kata Pangi.

Bertemu Di Istana

Di sisi lain, diam-diam Jokowi mengundang Surya Paloh ke Istana tak lama usai melantik Menkominfo yang baru. Pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu membahas dinamika politik terkini.

Hal tersebut dikonfirmasi Plt Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim. Ia menegaskan pertemuan Paloh dan Jokowi dalam rangka silaturahmi.

"Silaturahmi dan bicara dinamika-dinamika politik saat ini," kata Hermawi dihubungi, Senin (17/7/2023).

Hermawi memastikan tidak ada pembicaraan mengenai kocok ulang atau reshuflle kabinet yang baru saja dilakukan Jokowi pada Senin (17/7).

"Tidak bicara reshuffle," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI