Suara.com - Partai Golkar tengah diguncang isu terkait pergantian Ketua Umum Airlangga Hartarto. Bahkan, sosok Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) memiliki peluang besar menggantikan Airlangga.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Dewan Pakar Golkar, Ridwan Hisjam. Menurutnya, sosok Luhut dan Bamsoet bisa menjadi kandidat pengganti Airlangga jika Partai Golkar menggelar forum musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
Saat ini, Luhut menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Penasehat DPP Partai Golkar. Sedangkan Bamsoet menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Golkar.
Berikut ini rekam jejak Luhut dan Bamsoet.
Baca Juga: Gonjang-ganjing Bakal Dilengserkan, Airlangga: Kalau Mau Jadi Ketum Golkar, Tunggu Munas 2024
Rekam Jejak Luhut Binsar Pandjaitan
Nama Luhut memang menjadi pejabat yang paling dikenal masyarakat. Ini karena sosoknya kerap dipercaya Presiden Jokowi untuk mengerjakan tugas-tugas di luar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Presiden Jokowi pernah mempercayakan Luhut untuk menangani kelangkaan minyak goreng. Luhut juga pernah diangkat menjadi Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) pada tahun 2018 lalu.
Pada saat pandemi Covid-19, Luhut juga dipercaya Presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali.
Luhut sendiri bukan orang baru di dunia politik. Sebelum menjabat sebagai seorang menteri di era pemerintahan Jokowi, ia sudah lebih dulu menduduki sejumlah kursi di pemerintahan.
Baca Juga: Partai Golkar Panas Digoyang Isu Munaslub, Jawaban Sekjen Lodewijk Tegas
Luhut pernah dipercaya sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (2000-2001). Sosoknya juga pernah menjadi Duta Besar RI untuk Singapura pada tahun 1999-2000.
Sementara di lingkup partai, Luhut bergabung dengan Partai Golkar dan sempat dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua DPP periode 2008-2014.
Pada era pemerintahan Jokowi, Luhut kemudian dipercaya sebagai Staf Kepresidenan (2014-2015). Sosoknya kemudian ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada 2015-2016.
Kemudian pada 2016 hingga 2019, Luhut diberi jabatan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman hingga 2019 oleh Jokowi. Dan terakhir mulai 2019 hingga sekarang, Luhut menjabat sebagai Menko Marves.
Sebelum terjun di dunia pemerintahan, sosok Luhut Binsar Pandjaitan memulai karier di dunia militer. Ia menempuh pendidikan pada tahun 1970 di Akademi Militer.
Setelah menyelesaikan pendidikannya dengan pangkat letnan dua, Luhut langsung bergabung dengan Kopassus. Kariernya semakin menjulang saat ia menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Bandung.
Rekam Jejak Bambang Soesatyo
Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebelumnya berkarier sebagai seorang wartawan. Pria yang lahir 10 September 1962 ini pernah menjabat sebagai Pemred Majalah Info Bisnis dan Harian Umum Suara Karya.
Selain itu, sosoknya juga diketahui pernah menjabat sebagai posisi direktur di PT Kodeco Timber, PT SIMA dan sejumlah perusahaan lain.
Bamsoet kemudian mulai bergabung dengan Partai Golkar pada tahun 2008. Kala itu, ia dipercaya menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum DPP.
Bamsoet berhasil melenggang ke parlemen melalui Dapil Jawa Tengah VII pada Pemilu 2008. Di sana ia menjabat sebagai anggota Komisi III DPR dan Badan Anggaran.
Namun saat menjadi anggota DPR RI 2009-2014, Bamsoet sempat diterpa isu miring tentang kasus korupsi pengadaan alat simulator SIM. Dugaan tersebut dilontarkan oleh M Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Demokrat yang juga pernah aktif di Komisi III DPR RI.
Namun, tuduhan dari Nazaruddin tersebut tidak terbukti sehingga karier Bamsoet terus melesat. Terbukti, sosoknya kembali terpilih sebagai Ketua DPR RI pada 2014 lalu.
Pada tahun 2017, Bamsoet menjadi salah satu legislator yang disorot masyarakat karena masuk ke dalam jajaran anggota Pansus Hak Angket KPK.
Setelah Pemilu 2019, Bamsoet pernah membidik kursi Ketua Umum Golkar. Ia menjadi salah satu penantang terkuat Airlangga Hartarto di bursa Ketum Golkar untuk periode 2019-2024.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa