Suara.com - Teka-teki calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan untuk bertarung di Pilpres 2024 hingga kini masih jadi misteri.
Partai Demokrat, salah satu partai yang mengusung Anies maju capres telah mengirimkan kandidat nama cawapres salah satunya sang ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merupakan anak mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun belakangan nama anak presiden lain yakni Yenny Wahid muncul. Yenny merupakan anak mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Namanya mencuat setelah Partai Demokrat memberikan ultimatum pada Anies untuk segera mengumumkan cawapresnya.
Elektabilitas Anies Turun
Kekuatan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres tampaknya belum terkonsolidasi dengan baik. Hal ini diduga mengakibatkan elektabilitas Anies terun menurun.
Oleh karenanya ketiga partai politik itu diharapkan dapat segera melakukan konsolidasi serta mulai menyosialisasikan Anies ke semua daerah di Indonesia. Walau tiga partai itu sudah mendeklarasikan Anies sebagai capres, namun mereka belum pernah menggelar safari politik bersama.
"Ini menjadi salah satu penyebab elektabilitas semakin menurun. Bagi Nasdem ini tidak ada (hubungannya) mempengaruhi tidak ada cawapres," kata Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali di NasDem Tower, Jakarta Pusat pada Rabu (12/7/2023).
"Selama pengumuman (Anies capres) 3 Oktober 2022 oleh Nasdem, kemudian diikuti PKS dan Demokrat belum pernah dilakukan konsolidasi bersama-sama, padahal koalisi sudah terbentuk," sambungnya.
Ali mengungkap bahwa KPP telah sepakat bahwa urusan cawapres diserahkan kepada Anies dan akan diumumkan sendiri olehnya. Saat ini Anies disebut masih berkomunikasi dengan sejumlah kandidat cawapres potensial.
Sementara itu hasil sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Anies cenderung mengalami tren penurunan. Hasil survei terbaru dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) misalnya, menempatkan Anies di peringkat ketiga, kalah dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.