Pro Kontra Nikuba Temuan Aryanto Misel: Diragukan Indonesia, Dilirik Perusahaan Dunia

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 12 Juli 2023 | 15:04 WIB
Pro Kontra Nikuba Temuan Aryanto Misel: Diragukan Indonesia, Dilirik Perusahaan Dunia
Seorang warga Desa Lemahabang Wetan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Aryanto Misel ciptakan mesin nikuba pengubah air jadi bahan bakar motor. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nikuba, alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan terus jadi buah bibir setelah penemuan pria asal Cirebon, Jawa Barat bernama Aryanto Misel ini dibawa ke Italia untuk tampil disana. Beberapa pihak ikut bersuara terkait penemuan Nikuba, tak terkecuali praktisi otomotif hingga kalangan pemerintah. 

Mereka menilai Nikuba bukan pengganti bahan bakar seperti klaimnya. Sementara itu, Aryanto Misel mengaku dia tak butuh bantuan pemerintah untuk pengembangan atas inovasinya tersebut. Simak pro kontra temuan Nikuba berikut ini.

Kontroversi Nikuba

Aryanto Misel mencoba mempertahankan penemuannya itu hingga menimbulkan kontroversi. Salah satu kontroversinya yakni Nikuba disebut bukan pengganti BBM. 

Baca Juga: Aryanto Misel Punya Teknologi Pemadam Api dari Serbuk Singkong, Pilih Jual Patennya ke Jepang: Indonesia Gak Ada....

Peneliti Madya Pusat Riset Material Maju BRIN Deni Shidqi Khaerudin menyebut Nikuba bukan alat pengganti bahan bakar kendaraan, melainkan untuk menghemat bahan bakar. Deni menjelaskan konsep yang dipakai Nikuba adalah memakai HHO bukan hidrogen murni. 

"Jadi bukan pengganti BBM tapi fuel saver. Sebab tetap ada peranan BBM yakni hidrokarbon yang ketika dibakar di piston maka efisiensi pembakarannya jadi lebih baik," ungkap Deni saat dihubungi.

Pakar lain dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Moh. Nur Yuniarto juga meragukan klaim Nikuba. Nur bahkan menyebut Nikuba tak punya pengaruh signifikan terhadap kendaraan.

"Saya belum lihat alatnya seperti apa. Kalau berdasarkan media, alat itu menghasilkan hidrogen dari air yang disalurkan ke ruang pembakaran kemudian jadi tenaga BBM. Berdasarkan lembaga-lembaga kredibel, alat itu tidak bisa memberi dampak cukup signifikan untuk mesin kendaraan," ujar Nur.

"Kemudian dipastikan dulu, itu tetap pakai bensin tidak? Kalau masih pakai bensin, 1 liter air juga bisa keliling dunia karena dia tidak menghilangkan bensin atau solar di kendaraan," lanjutnya.

Baca Juga: Tak Dihargai di Negeri Sendiri, Aryanto Misel Tak Sayang Teknologi Bahan Bakar Air Diambil Asing

Pengakuan Penemu Nikuba

Walau banyak kontroverasi mencuat, namun Nikuba malah diklaim mendapat atensi dari mancanegara. Temuan alat ini dapat kesempatan dikenal lebih jauh oleh sejumlah pabrik otomotif asal Italia. Nikuba ini kabarnya sampai membuat perusahaan Italia penyedia energi untuk supercar Lamborghini-Ferrari tertarik.

Aryanto Misel dan tim berangkat ke Milan pada 16 Juni dan mempresentasikan inovasinya pada 18 Juni 2023.

Di tengah kehebohan Nikuba 'go internasional', muncul pernyataan Aryanto Misel tak butuh pemerintah untuk mengembangkan karyanya. Aryanto mengungkap alasannya karena kecewa pada pemerintah yang dianggap telah mengucilkannya selama ini .

"Saya tidak butuh mereka (pemerintah), saya sudah dibantai habis, tidak mau," ucap Aryanto Misel penemu Nikuba dikutip dari akun Undercover

Aryanto berkeinginan mendanai risetnya lewat kerjasama dengan pihak asing yang memang tertarik atas temuan Nikuba. Dari sana dia mau mendanai sendiri pengembangan riset tanpa bantuan siapapun. Aryanto berencana menawarkan Nikuba dengan harga Rp15 miliar.

Tanggapan BRIN

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menanggapi pernyataan penemu Nikuba yang mengatakan tidak butuh pemerintah untuk mengembangkan karyanya. Dia memastikan bahwa pihaknya akan menggelar konfrensi pers untuk menanggapi pernyataan Aryanto Misel itu. 

Handoko menyampaikan bahwa pihaknya tidak dalam posisi memberi pengakuan soal suatu temuan ketika disinggung ketertarikan negara lain pada Nikuba. Meski demikian, dia menegaskan bahwa BRIN dapat memfasilitasi masyarakat yang memiliki ide inovasi. Selain itu Handoko mengingatkan dalam ranah sains diperlukan kehati-hatian hingga sebuah temuan dapat dibuktikan secara saintifik. 

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI