Suara.com - Sejumlah kasus besar sampai membuat Mahkamah Agung (MA) menurunkan 5 hakim agung. Formasi ini terbilang langka, karena sifatnya jarang. Adapun hal itu kekinian tengah menjadi sorotan usai jajaran tersebut ditugaskan dalam kasus Ferdy Sambo.
Sebelum menangani perkara Ferdy Sambo, MA juga sempat menurunkan formasi serupa dalam beberapa kasus lainnya. Mulai dari Djoko Tjandra, Akbar Tanjung, hingga Antasari Azhar, berikut kasus-kasus besar yang ditangani 5 hakim agung bahkan lebih.
Djoko Tjandra
MA menurunkan lima hakim agung saat mengadili PK Djoko Tjandra yang terbukti menyuap Jaksa Pinangki hingga Irjen Napoleon Bonaparte. Adapun majelis hakim itu, yakni Andi Samsan Nganro, Surya Jaya, Suhadi, Eddy Army, serta Sri Murwahyuni.
Baca Juga: Sekretaris MA Hasbi Hasan Penuhi Panggilan KPK, Bakal Segera Ditahan?
Alasan kasus Djoko Tjandra sampai menurunkan 5 hakim agung lantaran ia menyuap sejumlah pihak serta membuat KTP palsu. Atas dasar itu, ia pun divonis 9 tahun kurungan penjara. Sementara untuk Jaksa Pinangki dipotong menjadi 4 tahun penjara.
Di mana awalnya ia dihukum 10 tahun penjara. Meski begitu, Pinangki saat ini sudah bebas. Sementara itu, Napoleon divonis 4 tahun penjara, Brigjen Prasetijo 3,5 tahun, Tommy Sumardi 2 tahun, Andi Irfan 6 tahun, dan Anita Kolopaking 2,5 tahun.
Akbar Tanjung
Sosok yang sempat dikenal sebagai Ketua Partai Golkar, Akbar Tanjung pun sempat diadili oleh 5 hakim agung di tingkat kasasi. Alasannya, karena ia terlibat kasus korupsi hingga menerima hukuman 3 tahun penjara di tingkat pertama serta banding.
Saat itu, MA menurunkan 5 hakim agung, yakni Paulus E Lotulung, Parman Soeparman, Muchsin, Abdul Rachman Saleh, dan Arbijoto. Namun, pada 12 Februari 2004, MA membebaskan Akbar Tanjung. Sebab, ia dinilai tak melakukan kesalahan.
Baca Juga: Politikus PAN Minta MA Batalkan Putusan yang Kabulkan Pernikahan Beda Agama
MA hanya menghukum dua terdakwa lain yakni Dadang Sukandar dan Winfried Simatupang. MA menilai perbuatan Akbar Tanjung sebagai Mensesneg tidak bisa dipidana. Sementara dalam sidang, Abdul Rahman Saleh dissenting opinion dan menyatakan Akbar terbukti korupsi.
Ayin
Arthalyta Suryani atau Ayin didakwa usai ketahuan menyuap Jaksa Urip Tri Gunawan dalam kasus BLBI. Awalnya, ia dihukum 5 tahun penjara dan mengajukan PK. Atas dasar ini, MA pun menurunkan 5 hakim agung yang hasilnya menyunat hukumannya.
Hakim agung yang terdiri dari Djoko Sarwoko, Hatta Ali, Krisna Harahap, Imam Harjadi dan Sophian M itu memangkas hukuman Ayin menjadi 4,5 tahun. Di sisi lain, Krisna Harahap menilai PK Ayin harusnya ditolak. Meski begitu, Ayin kini sudah bebas.
Mantan pilot Garuda, Pollycarpus didakwa atas kasus kematian Munir. Dalam sidang PK yang diajukan jaksa, ia diadili oleh 5 hakim agung. Kelima hakim ini adalah Bagir Manan, Paulus E Lotulung, Harifin Tumpa, Joko Sarwoko, serta Parman Soeparman.
Adapun hasilnya, Majelis Hakim itu memperberat hukuman Pollycarpus menjadi 20 tahun penjara. Pollycarpus kemudian mengajukan PK dan dikabulkan hingga hukumannya hanya 14 tahun penjara. Namun, saat ini dirinya sudah meninggal dunia.
Antasari Azhar
MA juga sempat menurunkan 5 hakim agungnya ketika mengadili Antasari Azhar dalam kasus pembunuhan terhadap Nasrudin. Mereka terdiri dari Harifin Tumpa, Djoko Sarwoko, Komariah Emong Sapardjaja, Imron Anwari, hingga Hatta Ali.
Adapun hasilnya, MA menolak PK Antasari Azhar dan dirinya tetap dijatuhi hukuman 18 tahun kurungan penjara. Namun, ia justru bebas lebih cepat karena dilaporkan menerima grasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
Ferdy Sambo
Terbaru, sebanyak 5 hakim agung diturunkan MA untuk mengadili kasasi Ferdy Sambo. Kelima hakim agung itu adalah Suhadi sebagai Ketua, Desnayeti, Suharto, Jupriyadi, serta Yohanes Priyana. Susunan ini turut menangani terdakwa-terdakwa lain.
Terdakwa lain yang dimaksud adalah Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf, dan Ricky Rizal Wibowo. Dimana mereka juga dinyatakan terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Sementara itu, kasasi diajukan Sambo karena ia tak terima dihukum mati.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti