Suara.com - Sejumlah partai politik gencar merekrut kader baru terutama dari kalangan artis menjelang Pemilu. Publik figur dianggap lebih diuntungkan jika maju sebagai bakal calon anggota legislatif.
Hal ini disampaikan Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina. Dia menyebut pekerja seni atau artis memiliki tiga poin yang menjadi daya tarik tersendiri ketika mencalonkan diri untuk terjun ke dunia politik.
“Karena mungkin kalau kita bicara mengenai pileg (pemilihan anggota legislatif) itu ada tiga poin yang harus diperhatikan, dikenal, disukai, dan dipilih, dan tiga poin ini sudah dimiliki oleh pekerja seni atau artis,” kata Arzeti dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema "Caleg Artis Dobrak Hegemoni Politik" di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Dia mengatakan pekerja seni atau artis memiliki daya jual pula bagi partai politik dalam meraup suara pemilih untuk memenangkan kontestasi pemilu.
Baca Juga: Rendy Kjaernett Ingin Syahnaz Minta Maaf ke Lady Nayoan Usai Keciduk Jadi Selingkuhannya: Itu Fair!
“Daya tarik seorang artis itu lebih mudah untuk layaknya semut gampang untuk dikerubuti oleh masyarakat,” kata dia.
Meski demikian, peragawati senior itu tak menampik bahwa keberhasilan artis ketika terjun di dunia politik itu bergantung pada kerja kerasnya sendiri.
Dia juga menyebut mendapatkan pendidikan atau pembekalan terlebih dahulu dari partai politik yang diikutinya sebelum terjun di dunia politik.
“Jadi boleh dikatakan, tapi bukan berarti ketika pekerja seni atau artis itu masuk ke politik dia akan terpilih, tidak juga, tergantung dari kerja keras,” katanya.
Ketika ditanyakan sejauh artis mampu mendobrak hagemoni politik, dia menyebut ada kerja sama menguntungkan antara partai politik dengan pekerja seni, misalnya program yang cukup disosialisasikan oleh sang artis sebagai salah satu corong partai politik.
Baca Juga: Effendi Simbolon Tak Masuk Daftar Caleg PDIP Buntut Kode Dukung Prabowo, Begini Kata Hasto
“Merupakan satu kemudahan bagi partai juga ketika harus menyebar aktivis atau calon legislatifnya atau kepala daerahnya untuk mereka bisa mengambil hati dari masyarakat. Artinya bukan didobrak tetapi disinergikan, pastinya kami juga di sekolahkan, karena mungkin kalau dalam pekerjaan seni memang bicara mengenai politik itu adalah seni,” ucap dia. (Antara)