Seorang jemaah haji perempuan asal Makassar, Sulawesi Selatan, Suarnati Daeng Kanang kini tengah menjadi buah bibir di media sosial setelah ia memamerkan perhiasan saat kembali ke Tanah Air pada Rabu (5/7/2023).
Ia pun akhirnya dipanggil oleh Bea Cukai Makassar untuk melakukan klarifikasi terkait dengan emas yang ia gunakan saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Namun, ternyata emas yang digunakan oleh Suarnati Daeng tersebut ternyata imitasi.
“Berdasarkan penelitian kami, barang tersebut sudah kami koordinasikan juga dengan pegadaian, dan pegadaian menyimpulkan bahwa barang tersebut bukan emas,” ujar pejabat Humas Bea Cukai Makassar Ria Novika Sari.
Baca Juga: Sosok Suarnati Daeng Kanang, Jemaah Haji yang Viral Bergelimang Emas Ternyata Imitasi
Lantas, seperti apa cara membedakan emas asli dengan emas imitasi? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
1. Amati Bentuk Fisik
Perbedaan emas asli dan imitasi bisa dilihat secara langsung dari fisiknya. Emas murni atau emas batangan mempunyai tanda-tanda khusus, seperti cap yang menunjukkan kadar emasnya.
Melansir dari laman Antam, tanda tersebut secara umum menggunakan satuan fineness, yang biasanya dinyatakan dalam satuan karat, contoh 10K, 18K, dan 14K.
2. Menggigit Emas
Baca Juga: Adu Harga Emas Haji Mira Hayati vs Suanarti, Siapa Unggul?
Emas adalah logam yang memiliki tekstur lunak dan mudah dibentuk sehingga keasliannya bisa diperiksa dengan menggigit bagian permukaan emas. Apabila ada bekas gigitan, maka hal tersebut menunjukkan emas itu asli.
Namun, perlu digarisbawahi, para pembeli tidak perlu terburu-buru dalam membeli emas karena material palsu juga bisa terbuat dari logam lunak seperti timah.
3. Menggosok Emas
Pemilik bisa memegang emas dengan baik dan menggosokkan bagian permukaan menggunakan telapak tangan atau jari-jari.
Apabila warnanya memudar dan tidak seragam, bisa disimpulkan bahwa emas tersebut palsu. Begitu juga sebaliknya, apabila warnanya tetap sama dan tidak berubah, maka emas tersebut asli.
4. Dekatkan dengan Magnet
Emas termasuk logam non-magnetis. Apabila emas didekatkan dengan magnet, maka emas tidak akan tertarik atau menempel pada magnet.
Meski demikian, hal ini juga bukan menjadi jaminan keaslian dari emas tersebut karena masih ada logam lain yang memiliki sifat non-magnetis, tetapi bisa menjadi petunjuk awal.
5. Goreskan ke Kertas atau Keramik
Cara lain yang bisa dilakukan untuk membedakan emas atau imitasi yaitu dengan cara menggoreskannya di permukaan keramik atau kertas.
Apabila tidak ada goresan, maka bisa jadi emas tersebut asli. Namun, harus diingat bahwa metode ini bisa merusak emas, sehingga harus dilakukan dengan hati-hati.
6. Uji dengan Asam
Meneteskan asam pada emas bisa digunakan untuk memeriksa keasliannya, namun harus tetap berhati-hati karena asam nitrat merupakan cairan yang berbahaya bagi tubuh dan pernapasan.
Cara untuk menguji keaslian emas menggunakan asam, yaitu dengan cara meneteskan asam nitrat pada emas yang akan diuji dan amati reaksinya. Apabila tidak ada perubahan warna, maka bisa dipastikan bahwa emas tersebut asli.
Namun, apabila ada perubahan warna menjadi hijau, susu, atau kuning, maka emas tersebut mempunyai lapisan logam lain.
7. Uji Densita
Mengukur kepadatan logam merupakan salah satu cara yang paling rumit dan akurat untuk memeriksa keaslian emas.
Untuk diketahui, emas murni 24 karat mempunyai kepadatan sekitar 19,3 g/ml yang jauh melebihi kebanyakan logam lain.
8. Cek ke Toko
Cara terakhir yaitu dengan membawa emas ke toko emas terdekat. Para petugas akan bisa menentukan keaslian dan juga kadar emas tersebut.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa