Sejarah Al Zaytun: Diresmikan BJ Habibie, Kini 'Sesat' di Era Panji Gumilang?

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 11 Juli 2023 | 13:07 WIB
Sejarah Al Zaytun: Diresmikan BJ Habibie, Kini 'Sesat' di Era Panji Gumilang?
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu. (Dok. Al Zaytun)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang tengah jadi perhatian publik karena diduga mengajarkan pendidikan sesat dan menympang. Gara-gara itu, Panji Gumilang dilaporkan ke Bareskrim Polri terkait dugaan penistaan agama. Sejumlah pihak juga mendesak agar ponpes itu segera dibubarkan.

Sementara itu menilik sejarahnya, Al Zaytun didirikan pada tahun 1999 silam yang kemudian diresmikan oleh Presiden Ketiga RI BJ Habibie.

Simak penjelasan tentang sejarah ponpes Al Zaytun yang kini sesat dalam era Panji Gumilang berikut ini.

Diresmikan BJ Habibie

Baca Juga: CEK FAKTA: Breaking News! Aparat Temukan Jasad Santri di Ponpes Al-Zaytun yang Diduga Jadi Tumbal

Sejarah ponpes Al Zaytun dibahas oleh Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono. Dia menyebut ponpes yang berada di Indramayu, Jawa Barat itu diresmikan oleh BJ Habibie pada tahun 1999 silam.

Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri juga sempat diminta untuk meletakkan batu pertama ponpes Al Zaytun.

Hendropriyono menceritakan awal mula mengetahui sosok Panji Gumilang ketika minta Habibie untuk meresmikan Al Zaytun. Habibie lantas mengutus Menteri Agama untuk menyelidiki Al Zaytun.

Ketika itu, Hendropriyono menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan. Dia menyebut bahwa Menteri Agama yang diutus Habibie untuk menyelidiki Al Zaytun mengungkap bahwa ponpes itu tidak memiliki masalah secara ideologi politik.

"Diterangkan Al Zaytun dipimpin seseorang bernama Panji Gumilang," ungkap Hendropriyono di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (10/7/2023).

Baca Juga: Bareskrim Polri Periksa Empat Saksi Ahli terkait Kasus Penistaan Agama Panji Gumilang

"Dari sisi ideologi politik tidak ada masalah karena Panji Gumilang berpikiran cukup dalam pengetahuan filsafat Pancasila dan sisi kurikulum serta sisi pelajaran yang diberikan ponpes. Menurut Menag waktu itu tak ada masalah," sambungnya.

Setelah mendapat keterangan dari Menag, Habibie datang ke Al Zaytun untuk meresmikannya. Walau begitu Hendropriyono mengaku tak pernah mengetahui bagaimana kelanjutan Al Zaytun usai diresmikan Habibie tersebut.

Tak ada masalah ideologi politik

Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, Hendropriyono menjabat sebagai Kepala BIN. Kala itu, ia pernah diminta menggantikan Megawati untuk menghadiri peletakan batu pertama gedung pembelajaran di ponpes Al Zaytun. 

Hendropriyono mengungkap pada momen itu, dia akhirnya berkenalan dengan Panji Gumilang selaku pimpinan ponpes Al Zaytun.

"Saya pergi ke sana untuk meletakkan batu pertama gedung pembelajaran yang namanya gedung Doktor Ir Soekarno. Saat itu pertama kali saya kenalan dengan Panji Gumilang," ceritanya.

Hendropriyono melihat Al Zaytun saat itu adalah pondok pesantren yang cukup modern. Menurut dia, tidak ada masalah dengan Al Zaytun secara ideologi politik.

"Secara politik saya kira tak ada masalah waktu itu karena Presiden RI yang meresmikan, artinya kalau dalam perkembangannya itu berbeda. Tentu saja pengetahuan saya ini pengetahuan zaman saya tahun 1999 ketika saya pertama kali dengar nama Al Zaytun. Dan 2001 atau 2002 itu kedua kalinya saya tau Al Zaytun," jelasnya.

Sesat di bawah pimpinan Panji Gumilang?

Hendropriyono menilai Habibie tidak mungkin sembarang meresmikan ponpes. Dia mengaku heran karena Al Zaytun begitu dipermasalahkan di masa sekarang.

Walau begitu, Hendropriyono mengaku tak pernah lagi menyambangi Al Zaytun setelah meletakkan batu pertama di ponpes itu. Dia hanya bisa mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi polemik Al Zaytun.

"Saya heran kok ributnya sekarang? Jadi ribut ada apa? Saya nggak ngerti karena saya ke sana nggak pernah lagi, nggak pernah tau lagi," ucapnya.

"Jangan mereka membuat keributan sekarang me-refer 'pintar', masak pakai referensi masa lalu dari pada sekarang. Dulu ya dulu, masa lalu ya udah lewat. Masa sekarang ya masa ke depan, orang-orang sudah pakai artificial intelligence masak masih pakai masa lalu. Masa lalu, ya masa lalu," tambahnya.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI