Suara.com - Gubernur Bali I Wayan Koster menemui Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono di Balai Kota pada Senin (10/7/2023). Dalam kesempatan itu, kedua daerah meneken kerja sama pengembangan potensi daerah dan peningkatan pelayanan publik.
Salah satu tujuan kedatangan Koster untuk persiapan membangun kereta Light Rail Transit (LRT) di Bali. Untuk itu, Koster meminta saran dari Heru yang berpengalaman melakukan pembangunan dan pengelolaan kereta ringan itu di Jakarta.
"Kami membutuhkan saran dari Bapak Gubernur DKI, pengalaman yang sudah berjalan di DKI Jakarta dalam menyelenggarakan transportasi publik khususnya berbasis rel ini untuk diberikan, kontribusikan ke Bali," ujar Koster.
"Karena Bali membutuhkan layanan baik untuk kepentingan domestik maupun wisatawan mancanegara," lanjut Koster.
Baca Juga: LRT Jabodebek Dinilai Lebih Canggih Dibanding MRT Jakarta, Cek Faktanya
Dalam perencanaan awal, Koster menyebut LRT bakal dibangun dari Bandara Ngurah Rai menuju sentral parkir Kuta dan Seminyak. Rute ini dipilih karena merupakan jalur utama masyarakat dan wisatawan.
"Kemudian ini akan dilanjutkan ke Canggu. Berikutnya ke jalur Sanur dan ke pusat kebudayaan Bali di Klungkung, termasuk di Ubud. Ini memang daerah daerah wisata yang sangat padat yang sudah tidak bisa diatasi dengan transportasi yang konvensional," ucap Koster.
Heru pun bersedia menyampaikan kiat-kiat bersama jajarannya yang berkaitan seperti dari Dinas Perhubunhan dan PT LRT Jakarta. Nantinya, ia akan menjelaskan soal konsep pembangunan, pengelolaan, hingga penentuan tarifnya.
Menurutnya, Bali akan lebih mudah dalam membangun transportasi umum. Ia mencontohkan pembangunan MRT saat ini yang tak serumit saat perencanaan dulu.
"Saya ingat ketika MRT dimulai, pencanangan di DKI, protesnya luar biasa. Sekarang, saya rasa ini lebih mudah. contoh LRT di pemerintah pusat ada, contoh MRT ada. Nanti, silakan, mana konsep yang paling cocok di Bali," katanya.
Baca Juga: Perbedaan LRT, MRT, dan KRL dari Kecepatan, Kapasitas hingga Harga Tiket