"Saya pribadi, secara jujur berharap Indonesia dinakhodai pemimpin yang punya keandalan. Secara jujur dan objektif, saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo," kata Effendi.
Effendi juga mengungkapkan kalau Indonesia butuh penerus Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang bisa melanjutkan keberhasilan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Indonesia memerlukan nakhoda andal dan kuat untuk meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi yang sudah berhasil. Keberhasilan itu harus terus dilanjutkan," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Effendi menekankan kalau pernyataan itu merupakan pendapatnya secara pribadi. Kalau secara politik, ia menegaskan akan patuh pada keputusan partai yang mengusung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
"Kita berharap beliau (Ganjar) bertarung di Pilpres yang akan datang. Akan tetapi, tadi kan pertanyaannya pertanyaan saya pribadi, kepada saya pribadi," tegasnya.
Untuk diketahui, sebelum Effendi Simbolon ada sejumlah kader PDIP yang pernah berurusan dengan Dewan Kehormatan. Sejumlah nama tersebut meliputi Johan Budi, Masinton Pasaribu, Trimedya Panjaitan dan Hendrawan.
Keempat kader tersebut mendapat sanksi keras dari Dewan Kehormatan PDIP, yang disampaikan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komaruddin Watubun. Mereka disanksi lantaran kasus Dewan Kolonel yang mendukung Puan Maharani sebagai bakal capres sebelum ada keterangan resmi dari PDIP.
Kemudian Ganjar Pranowo yang saat ini menjadi capres PDIP pun tak luput dari pemanggilan Dewan Kehormatan partai tersebut.
Ganjar dipanggil karena pernyataannya kala itu yang menegaskan siap menjadi calon presiden, padahal saat itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum menentukan nama yang diusung menjadi capres.
Baca Juga: DPP PDIP Segera Panggil Effendi Simbolon Buntut Kasih Sinyal Dukung Prabowo, Terancam Kena Sanksi?
Selain itu, Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo juga pernah merasakan pemanggilan Dewan Kehormatan pada Oktober 2022 silam.