Suara.com - Pengamat keamanan siber, Teguh Aprianto melaporkan sebanyak 34 juta data paspor Warga Negara Indonesia (WNI) telah dibocorkan hacker Bjorka.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bakal melakukan klarifikasi kepada Direktorat Jendral Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Ditjen Imigrasi Kemenkumham).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kemenkominfo, Semuel A. Pangerapan mengatakan tahap awal investigasi telah dilakukan oleh Tim Investigasi Pelindungan Data Pribadi.
Investigasi dilakukan baik dari website yang menawarkan data itu maupun informasi dari masyarakat. Hasil investigasi menemukan fakta adanya kemiripan dengan data paspor.
Baca Juga: Relawan Jokowi: Kasus Korupsi BTS 4G Pengkhianatan Cita-cita Reformasi 98
“Berdasarkan hasil sampling memang terdapat kemiripan namun belum dapat dipastikan. Dari detil diduga diterbitkan sebelum perubahan peraturan paspor menjadi 10 tahun, karena masa berlakunya terlihat hanya 5 tahun,” kata Semuel dalam siaran resmi yang diterima di Jakarta pada Sabtu (8/7/2023).
Lebih lanjut, Semuel mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihaknya belum dapat menyimpulkan data apa, kapan, dari mana dan bagaimana terjadi kebocoran. Oleh karena itu, Kominfo akan melakukan klarifikasi kepada Ditjen Imigrasi Kemenkumham.
“Mengenai penyebabnya terjadi dugaan kebocoran data itu kami belum dapat menyimpulkan. Oleh karena itu, kami akan memanggil pihak Imigrasi untuk melakukan klarifikasi dan pencocokan data,” terangnya.
Data WNI itu kemudian dijual senilai US$10 ribu atau Rp 150 juta yang berisi nama, nomor paspor, masa berlaku paspor, tanggal lahir, hingga gender.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan kepada media mengatakan pihaknya masih menelusuri kebocoran data tersebut.
Baca Juga: 7 Daftar Kasus Peretasan Bjorka, Diduga Pelaku Kebocoran 34 Juta Data Paspor
Ia pun masih belum bisa memastikan kebocoran itu.
"Penelusuran dan penyelidikan masih akan terus dilakukan secara mendalam dan perkembangan hasil penyelidikan akan disampaikan kemudian," ucap Semuel dalam keterangan persnya.