Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan renovasi pada Jakarta International Stadium (JIS) yang dianggap masih belum memenuhi standar. Renovasi tersebut pun menuai komentar dari beberapa pihak hingga memunculkan adanya unsur politis dalam proyek renovasi tersebut.
Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra memandang rencana renovasi JIS merupakan rencana politisasi. Surya menilai inspeksi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap JIS terlalu berlebihan.
Surya bahkan memberikan contoh hal yang ia sebut terlalu berlebihan. Seperti tiba-tiba ada ahli rumput yang menunjukkan kekurangan JIS. Hal tersebut dianggapnya jelas menunjukkan politisasi calon presiden Anies Baswedan.
Menurut Surya, yang bisa menilai rumput di JIS layak atau tidak dan sesuai dengan standar adalah FIFA. Surya menganggap ada juga kepentingan bisnis dari evaluasi tersebut.
Lebih lanjut, Surya menyebut inspeksi yang dilakukan terkesan drama. Hal tersebut karena ia mendengar jika PT Jakarta Propertindo (JakPro) tidak diajak dalam inspeksi, dan renovasi diambil alih oleh pusat. Ia juga meminta agar pemerintah secepatnya menghentikan politisasi JIS.
Surya menyebut, hal ini bertentangan dengan akal sehat dan dianggap menghambur-hamburkan uang negara.
Surya lalu menyebut JIS dibangun dengan berpedoman pada standar dan FIFA Stadium Guideline. Apabila ada alasan tentang masalah fasilitas parkir, FIFA Stadium Guideline tidak menerangkan batas minimal parkir yang harus disediakan, tambahnya.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono meninjau Jakarta International Stadium (JIS).
Adapun hasil dari peninjauan tersebut, terdapat sejumlah hal yang harus direnovasi, dari mulai akses, rumput, lokasi parkir, sampai dengan alat transportasi agar JIS sesuai dengan standar FIFA.
Basuki menyebut rumput di JIS tidak memenuhi standar FIFA, Basuki menyebut rumput JIS akan diganti untuk pergelaran Piala Dunia U-17.
Chairman Karya Rama Prima (KaerPe) Qamal Mustaqim membeberkan masalah rumput di JIS yang masih belum yang masih belum standar FIFA. Qamal menyebut masalah rumput di JIS karena ditanam di karpet sintetis.
Qamal sendiri merupakan ahli agronomi untuk stadion. Qamal juga pernah menangani rumput di Stadion GBK untuk Asian Games 2018 lalu.
Tak hanya itu, Qamal juga hadir di JIS pada saat peninjauan dilakukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Ketua Umum PSSI Erick Thohir, dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi.
Lebih lanjut, ia menyebut rumput adalah makhluk hidup yang membutuhkan paparan sinar matahari penuh dan juga air. Ia menyebut, rumput di JIS tidak seluruhnya terkena paparan sinar matahari.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyebut renovasi JIS adalah untuk menyempurnakan fasilitas seluruh opsi stadion di Indonesia. Ia juga menjamin sikapnya terkait dengan JIS untuk kepentingan banyak pihak, bukan terkait dengan politisasi.
Jadi perbincangan Ramai di Twitter
Isu politisasi renovasi JIS ini menjadi perbincangan dan perdebatan di Twitter. Salah satu tokoh yang berpendapat bahwa renovasi JIS tersebut merupakan dampak dari politik adalah Said Didu.
"Ini jelas sangat politis," tulis mantan Sekretaris BUMN ini.
Dalam cuitannya tersebut, Said Didu mengutip laman berita yang membahas terkait dengan renovasi JIS yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Ia juga menyoroti terkait dengan anggaran pemerintah pusat yang digunakan untuk merenovasi JIS untuk keperluan Piala Dunia U-17 2023.
Sebuah tweet juga datang dari Angga Putra terkait dengan pembahasan JIS juga menjadi perbincangan. Dalam tweetnya, Angga Putra menjelaskan komentar warganet tentang rumput yang digunakan di JIS dan membandingkannya dengan rumput yang digunakan di GBK.
Tak hanya Said Didu, perbincangan mengenai perbandingan rumput lapangan hybrid dan rumput lapangan natural juga ramai di Twitter. Akun Twitter Gump n Hell mengunggah menyebut apabila rumput JIS sampai diganti maka jelas hal tersebut terlalu mengada-ngada dan terlalu menghambur-hamburkan uang.
"Kalau rumput JIS sampe diganti maka jelas ini mengada-ada, hambur-hamburin duit, sama kayak ganti brand Jakarta Plus yang sudah bagus malah jadi jelek. Soal JIS mending fokus di penyempurnaan akses. Selebihnya duitnya buat nyelesein IKN buat diresmiin taun depan," sindir @gumpnhell.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa