Suara.com - Praktik aborsi ilegal di Kemayoran, Jakarta Pusat berhasil dibongkar oleh pihak kepolisian. Klinik aborsi legal yang berlokasi di Jalan Mirah Delima IV No. 14 Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat itu telah berhasil menggugurkan puluhan janin.
SM (51) selaku eksekutor atau dokter gadungan tersebut mengaku melakukan pengguguran dengan alat yang sangat sederhana. Hal ini dikonfirmasi oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin.
"(Caranya) sangat sederhana. Penjelasan kepada tim dokter nanti dokter akan menjelaskan lagi. Mereka menggunakan alat yang sangat sederhana," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin kepada media di Jakarta Pusat, Senin (3/7/2023).
Berkenaan dengan hal tersebut, berikut fakta-fakta praktik aborsi ilegal di Jakarta Pusat.
Baca Juga: 5 Fakta Pembongkaran Septic Tank Klinik Aborsi Ilegal di Kemayoran, Ini Hasilnya
1. Dicurigai Pemilik Kontrakan
Tindakan tersebut awalnya dicurigai oleh pemilik kontrakan. Durasi sewa yang terlalu singkat yakni 6 bulan membuat pemilik curiga.
Selain itu, ketua RT pun mencurigai kontrakan tersebut. Ketua RT setempat juga memperoleh aduan adanya aktivitas mencurigakan dari warga. Kemudian polisi pun menggerebek rumah tersebut.
2. Gugurkan 50 Janin dalam 1,5 Bulan
Klinik ilegal tersebut sudah beroperasi selama 1,5 bulan. Dalam waktu tersebut, klinik itu berhasil menggugurkan sekitar 50 janin.
Baca Juga: NGERI! Praktik Aborsi Di Kemayoran Cuma Butuh Waktu 10 Menit Per Pasien
"Sebagaimana pengakuan dari pelaku SM bahwa yang bersangkutan telah melakukan tindakan aborsi terhadap kurang lebih 50 orang lebih pasien di rumah ini, di Jalan Mirah Delima 4 Nomor 14," kata Komarudin.
3. Peran Masing-masing Tersangka
Terdapat sebanyak 9 orang tersangka kasus aborsi ilegal tersebut. Kesembilannya mengaku sebagai dokter yang diantaranya:
- SM (15) sebagai dokter gadungan dan eksekutor aborsi
- NA (33) sebagai asisten SM, otak tindak pidana
- SW sebagai pembantu rumah tangga yang menyiapkan dan membersihkan alat-alat yang digunakan.
- SA sebagai supir yang menjemput pasien.
- Pasien sebanyak 4 orang yakni IR, IF, AW, dan JW.
- MK selaku lelaki yang merupakan pacar AW yang turut membantu menyuruh melakukan aborsi dan membiayai aborsi.
4. Salah Satu Pelaku Residivis
Dari 9 tersangka yang ditetapkan, terdapat 2 tersangka residivis atau pelaku pengulangan tindak pidana. Kedua tersangka tersebut yakni SM dan NA yang pernah dipenjara atas kasus serupa. NA baru keluar dari penjara pada bulan Juni 2022 dan SM pada Mei 2022.
5. Aborsi dalam Waktu yang Singkat
Proses aborsi yang dilakukan para tersangka hanya memakan waktu selama 5 menit saja. Caranya sangat sederhana dengan alat yang sederhana pula. Biaya yang dikeluarkan yakni Rp2,5 hingga 8 juta sesuai usia kandungan.
Sebelum diaborsi, pasien mengonsumsi obat peluntur janin yang diberikan. Kemudian janin akan divakum dan dibuang ke kloset. Menurut tersangka, janin tersebut berbentuk gumpalan-gumpalan.
"Disedot langsung dibuang ke selokan (kloset). Menurut pengakuan dari pelaku juga selama ini yang dibuang itu berbentuk gumpalan-gumpalan," lanjut Komarudin.
Setelah dilakukan aborsi, pasien diistirahatkan selama beberapa menit. Pasien diberikan teh manis dalam pada sebuah kasur yang digunakan untuk 3 orang.
6. Janin Ditemukan di Got
Pihak kepolisian pun turut membongkar saluran pembuangan untuk mencari para janin yang diaborsi. Setelah melakukan pembongkaran selama 6,5 jam, polisi menemukan jaringan yang diduga janin.
"Di mana dilaksanakan dari pukul 10.30 WIB yang dimulai dengan pembongkaran terhadap septic tank yang diduga dilakukan pelaku aborsi ilegal," kata Hady kepada wartawan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (3/7).
Saat petugas mengecek saluran pipa paralon, saluran itu tersambung ke saluran pembuangan air. Jaringan janin tersebut pun dibawa ke laboratorium untuk diteliti selama sekitar 2 minggu.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma